Penelitian disertasi ini bertujuan membahas tentang penubuhan rasa dalam budaya Jawa pada tari
Bedhaya Ela-ela dalam konteks peristiwa seni. Elemen-elemen yang menjadi bahasan secara khusus
adalah meliputi penubuhan rasa oleh koregrafer dalam penyusunan karya tari, penubuhan rasa oleh para
penari dalam mempresentasikan tari, dan penubuhan rasa sebagai sebuah pengalaman estetika oleh para
penonton atau penikmat tari. Penelitian tentang pengalaman ketubuhan dalam tari ini menyinggung pada
persoalan estetika tari, merupakan bagian disiplin etnokoreologi (pengkajian ilmiah tentang tari mengenai
segala hal penting yang terkait dengan kebudayaan),dan secara global penelitian ini masuk dalam frame
fenomenologi (ilmu tentang kejadian, gejala, perwujudan yang dialami oleh manusia). Strategi analisis
data dalam penelitian menggunakan pendekatan deskriptif-interpretatif. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa rasa dalam konsep budaya Jawa merupakan substansi keindahan tari Bedhaya Ela-ela, yang
ditubuhkan oleh koreografer (Agus Tasman) sebagai hasil pengalaman estetis melalui kreativitasnya. Di
dalam proses kreativitasnya Agus Tasman mewujudkan rasa melalui media visual dan aural (auditif) yaitu
gerak, pola lantai, rias busana, musik tari, seting tempat, dalam beberapa tahap diantaranya; 1. Persiapan,
2. Permenungan, 3. Penyusunan Konsep karya, 4. Eksplorasi, 5. Pemilihan Penari, 6. Perwujudan
Koreografi, 7. Latihan, 8. Evaluasi, 9. Pemantapan, 10. Presentasi tari. Pada persoalan penubuhan rasa
oleh penari sebagai proses penghayatan rasa, diwujudkan melalui cara-cara khusus dalam
mengakumulasikan semua unsur tarinya dalam sebuah pergelaran tari. Rasa sebagai penghayatan estetis
penari direalisasikan oleh penonton dalam wujud penikmatan estetik, yang dinyatakan dalam abstraksinya
melalui tangapan-tanggapannya. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa rasa dalam tari merupakan
kristalisasi pemahaman konsep religi, etika, dan esetika dalam budaya Jawa menjadi orientasi estetik
dalam peristiwa seni. Ditubuhkan oleh Agus Tasman dan dipresentasikan oleh para penari dalam tari
Bedhaya Ela-ela dan direalisasikan melalui komunikasi rasa dalam pergelaran tari pada para
penontonnya