Siti Fauziah. STUDY THE DEVELOPMENT OF LORO BLONYO's VISUAL
FORM CRAFT IN BOBUNG PUTAT PATUK GUNUNGKIDUL
YOGYAKARTA. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of
Sebelas Maret University, February 2013.
The aims of this research is to know: (1) The history of The Loro Blonyo crafts in
Bobung, Putat, Patuk, Gunungkidul. (2) The development of Loro Blonyo's visual
form craft in Bobung, Putat, Patuk, Gunungkidul from time to time in terms of
visual aspects which is include accessories, makeup, fashion, style, body
proportions, attitude, size, color and the making process includes materials,
equipment, process forming and finishing.
This reasearch uses qualitative descriptive method with embedded research
strategy. Data sources used includes:(1)The informant, (2) places and events, (3)
documents and (4) literature. Data collection was used in-depth interviews,
observation, document and literature. The sampling technique used purposive
sampling. Test the validity of the data is achieved by using triangulation and
reviews informant. Data analysis techniques used interactive model of analysis.
Based on the result of research, it can be concluded that: (1) The Begining of Loro
Blonyo historycal craft industrial in Bobung, Putat, Patuk, Gunungkidul is from
the other of society who amaze this statue, so Rama Asma (Abdi dalem
Yogyakarta) and Tukiran (craftman from Bobung) inisiative to made the craft of
Loro Blonyo in 1985 (2) In the 1990's craft of Loro Blonyo was transformed
become Menongan which more consider about aesthetic and economic aspects.
From the visual aspect of craft Loro Blonyo, it's difficult to develop because
craftsman simply replicates the form of Loro Blonyo which is created by the the
craftsman before. So, it seems monotonous and different from the crafts of
Menongan. Related to the visual aspect, it grows faster because it displays a form
that tends to be free and flexible so that more diverse in work produced. The
development of Loro Blonyo become Menongan in the aspects of form is still has
the same similarities which is illustrate the couple of male and women dressed in
the nuances of traditional Javanese style.
Keywords: development, craft, visual, Loro Blonyo,Menongan
Siti Fauziah. STUDI PERKEMBANGAN BENTUK VISUAL KERAJINAN
LORO BLONYO DI BOBUNG PUTAT PATUK GUNUNGKIDUL
YOGYAKARTA. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Sejarah kerajinan Loro Blonyo di
Dusun Bobung, Putat, Patuk, Gunungkidul. (2) Perkembangan bentuk visual
kerajinan Loro Blonyo di Dusun Bobung, Putat, Patuk, Gunungkidul dari waktu
ke waktu ditinjau dari aspek visualnya yang meliputi aksesoris, tata rias, tata
busana, gaya, proporsi tubuh, sikap, ukuran, warna dan proses pembuatan yaitu
meliputi bahan, alat, proses pembentukan dan finishing.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian
studi kasus tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan meliputi: (1)
informan, (2) tempat dan peristiwa, (3) dokumen dan (4) kepustakaan. Teknik
pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumen,
dan kepustakaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.
Uji keabsahan data dicapai dengan menggunakan triangulasi data dan review
informan. Teknik analisis data menggunakan analisis model interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Sejarah kerajinan Loro
Blonyo di Bobung berawal dari banyaknya masyarakat yang tertarik terhadap
patung Loro Blonyo sehingga Rama Asma (Abdi dalem KeratonYogyakarta) dan
Pak Tukiran (pengrajin dari Bobung) berinisiatif untuk membuat kerajinan Loro
Blonyo sebagai usaha pelestarian. Kerajinan tersebut mulai berkembang
bersamaan dengan munculnya industri-industri kerajinan pada tahun 1990-an. (2)
Pada tahun 1990-an kerajinan Loro Blonyo mulai ditransformasikan menjadi
Menongan yang lebih mempertimbangkan aspek estetik dan ekonomis. Dari aspek
visual kerajinan Loro Blonyo sulit berkembang karena perajin hanya meniru
bentuk Loro Blonyo yang sudah dibuat oleh perajin sebelum-sebelumnya sehingga
terkesan monoton. Hal ini berbeda dengan kerajinan Menongan,yang mana dari
aspek visualnya lebih cepat berkembang karena menampilkan bentuk yang
cenderung bebas dan luwes sehingga karya yang dihasilkan lebih beragam.
Perkembangan Loro Blonyo menjadi Menongan dari aspek bentuk masih memiliki
persamaan yaitu sama-sama menggambarkan pasangan laki-laki dan perempuan
dengan busana yang bernuansa corak tradisional Jawa.
Kata kunci: perkembangan,kerajinan,visual,Loro Blonyo,Menonga