Wheat Pollard merupakan limbah hasil penggilingan gandum, merupakan
bahan pakan yang berasal dari tanaman yang sudah banyak digunakan untuk
ransum ternak. Bahan pakan ini mengandung karbohidrat yang tinggi yaitu antara
58,8% - 66,2%, protein kasar 19,66%; serat kasar 6,84% dan lemak kasar 4,8%.
Perlakuan fermentasi bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrien dari
wheat pollard, misalnya yaitu meningkatkan kandungan protein kasar. Selain itu
menjadikan wheat pollard lebih tahan lama atau tidak mudah rusak,
menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan daya cerna dan juga
menghilangkan zat anti nutritif dan racun yang mungkin terkandung di dalam
wheat pollard.
Penelitian yang dilaksanakan selama 10 minggu mulai tanggal 27 Oktober
2008 sampai 4 Januari 2009 yang berlokasi di Dukuh Tegalrejo Rt 02 Rw VI,
Ngesrep, Ngemplak, Boyolali. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
penggunaan Wheat Pollard Fermentasi (WPF) terhadap kecernaan bahan kering
dan bahan organik ransum kelinci Vlaams Reus jantan. Kelinci yang digunakan
sebanyak 18 ekor dengan umur antara 1-1,5 bulan dan bobot badan 759,39 +
63,29 gram. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) pola searah. Taraf perlakuan WPF yang digunakan adalah P0 (0%
WPF), P1 (20% WPF) dan P2 (40% WPF). Peubah yang diamati adalah
Konsumsi Bahan Kering (KBK), Konsumsi Bahan Organik (KBO), Kecernaan
Bahan Kering (KcBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan WPF dalam ransum
tidak berpengaruh terhadap KBK, KBO, KcBK dan KcBO pada ransum kelinci
Vlaams Reus jantan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah penggunaan wheat pollard dalam konsentrat tidak perlu menggunakan perlakuan fermentasi karena
tidak memberikan perbedaan terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan
organik, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik kelinci keturunan
Vlaamse Reus Jantan.
Kata kunci: Kelinci, Wheat pollard, Fermentasi, Konsumsi, Kecernaa