Sistem pengukuran performasi diperlukan bagi perusahaan maupun organisasi untuk mengetahui kondisi, hasil yang dicapai, dan potensi perusahaan. Sama halnya dengan kondisi di PT. Pondok Indah Tower dengan tingkat hunian hotelnya yang masih belum optimal, dituntut mampu untuk menyusun suatu rencana strategis agar mampu bertahan dan memiliki keunggulan bersaing dalam pelayanan. Beberapa praktisi dan kalangan akademis berpendapat bahwa diperlukan model-model baru dalam pengukuran performasi seperti Balanced Score Card yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1996. Perancangan sistem pengukuran performasi dangan metode Balanced Score Card pertama kali dilakukan dengan menerjemahkan dimulai dari visi, misi, dan strategi perusahaan ke dalam key performance indicators. Perspektif pelanggan memiliki bobot yang paling besar menjadi perhatian yaitu sebesar 51,1%. Perspektif keuangan memiliki bobot sebesar 28,2%, perspektif proses bisnis dan internal memiliki bobot sebesar 12,3%, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki bobot sebesar 8,3%. Produktivitas karyawan dapat ditingkatkan dengan menciptakan kepuasan kerja dan memberikan akses informasi yang mendukung tercapainya produktivitas