research

WAYANG KULIT “CENK BLONK” DALAM MEDIAN REKAM

Abstract

Di tengah-tengah modernisasi yang melanda Bali telah menjadi interaksi antara bentuk- bentuk seni budaya tradisional dengan bentuk-bentuk budaya modern. Hal ini terlihat dalam penggunaan teknologi modern oleh bentuk-bentuk kesenian tradisional Bali. Wayang Kulit “Cenk Blonk” Lakon Diah Ratna Takeshi dalam kemasan audio kaset dan video CD (VCD) adalah salah satu contoh kesenian tradisional Bali yang telah berhasil masuk kedalam industri rekaman. Tulisan ini adalah penelitian kualitatif tehadap seni pertunjukan dalam kemasan audio kaset dan video CD yang telah banyak beredar khususnya di Bali dan beberapa daerah diluar Bali. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep dan teori. Konsep yang digunakan, yakni teknologi media rekam, seni pertunjukan, Wayang Kulit “Cenk Blonk”. Dan Teori yang digunakan untuk menganalisis bentuk, fungsi dan makna, yakni teori estetika, teori teknoekonomi, teori SDR (Stimulation – Drive- Response), dan teori komunikasi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sebagai suatu kesenian popular yang disukai oleh orang banyak, lakon Diah Ratna Takeshi karya Nardayana (dalang Wayang Kulit “ Cenk Blonk ”) telah diproduksi menjadi “ Seni Media, yakni dalam bentuk audio kaset dan audio-visual (VCD). Fungsi Seni Media ini adalah sebagai hiburan disamping fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi ekonomi, fungsi dokumentasi, fungsi publikasi, promisi, dan fungsi pendidikan. Pertunjukan wayang kulit “Cenk Blonk” tang dikemas ke dalam “ Seni Media ” dan diperdagangkan sehingga ia bermakna untuk meningkatkan kesejateraan disamping makna budaya, dan estetis. Sekilas media rekam yang dipublikasikan secara luas berdampak pada meningkatnya popularitas dan kesejahteraan seniam seni pertunjukan, tetapi jika tidak disikapi dengan bijaksana dan selalu aktif melakukan kreativitas dan inovasi, justru media rekam akan menghancurkan popularitas yang telah dibangun. Nardayana adalah salah satu model seniman Bali yang secara berani mengadopsi teknologi media rekam kedalam aktivitas berkeseniannya. Agar karyanya tetap digemari orang banyak, ia terus – menerus berkreativitas dan berinovasi. Ia telah membuktikan bahwa jika teknologi media rekam diberdayakan dengan baik dan benar, justru dapat meningkatkan kesejahteraannya dan mengangkat popularitasnya di masyarakat. Temuan dilapangan menunjukan keberhasilan Wayang Kulit “ Cenk Blonk” memanfaatkan media rekam berdampak pada semakin kuat dan meningkatkan eksistensi wayang kulit yang dikhawatirkan akan ditinggal pendukungnya

    Similar works