Dampak dari perdagangan bebas begitu terasa dalam bidang perindustrian, hal inilah
yang mendorong beberapa perusahaan saling berlomba untuk berusaha memenangkan pasar atau
paling tidak mempertahankan posisinya agar dapat terus aktif dalam menjalankan usahanya
keunggulan kompetitif yang mencakup kualitas, waktu, biaya dan inovasi harus dimiliki oleh
setiap perusahaan yang ingin bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. faktor biaya
merupakan tolak ukur keberhasilan dalam hal persaingan antara industri besar maupun kecil hal
ini dapat dijelaskan bahwa biasanya konsumen cenderung membandingkan produk serupa
lainnya berdasarkan harga produk dan di lain pihak perusahaan tidak akan kesulitan untuk
berproduksi sesuai dengan kualitas dan waktu yang diinginkan.
PT. X merupakan perusahaan yang memproduksi produk sepatu, bentuk proses produksi
di dalam PT. X dijalankan secara kontinyu dimana dalam menentukan harga pokok produknya
masih menggunakan sistem konvensional, yaitu membebankan biaya pada pemakaian bahan
baku dan pemakaian tenaga kerja langsung pada produk, ditambah biaya overhead, kemudian
dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan penentuan harga pokok dengan menggunakan
sistem konvensional memberikan hasil yang kurang akurat, oleh karena itu sangat mungkin
untuk dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa penetapan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing
pada kenyataannya lebih akurat dan jelas dari pada biaya konvensional (tradisional). Kesalahan
dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi akan memberikan dampak negatif bagi
perusahaan. Untuk produk yang overcosting akan menyebabkan produk kalah bersaing dalam
masalah harga di pasaran dengan produk yang sejenis dari perusahaan lain, sehingga permintaan
semakin kecil dan susah untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Pada produk yang
undercosting akan menyebabkan perusahaan merugi karena harga pokok produksinya lebih
rendah dari harga pokok produksi yang sebenarnya. Hal ini akan mengurangi laba yang akan
diperoleh oleh produk tersebut