Batubara merupakan sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang mulai dikembangkan
pemakaiannya untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Pembakaran batubara berkadar sulfur tinggi
menghasilkan gas sulfur dioksida yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu
kehidupan manusia, seperti menyebabkan sesak pada saluran pernapasan, serta menyebabkan hujan asam
dan korosi pada peralatan pabrik. Untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan pada pembakaran
batubara, telah dilakukan berbagai upaya untuk mengurangi kadar sulfur (desulfurisasi). Pengurangan
polutan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mengurangi kadar sulfur dalam batubara sebelum
pembakaran atau menangkap gas sulfur dioksida yang terbentuk pada pembakaran (FGD = Flue Gas
Desulfurization). Dalam penelitian ini dilakukan proses desulfurisasi batubara sebelum pembakaran,
dilakukan dengan mengalirkan udara ke dalam campuran batubara dan air yang telah dipanaskan sampai
suhu mendidih selama 7 jam, dengan variasi laju alir udara 3,1 β 5,1 liter/jam dan proporsi batubara/air =
2/360 β 10/360 (gr/cc). Kadar sulfur total dari batubara sebelum dan sesudah proses desulfurisasi ditentukan
dengan metode Eschka.
Hasil terbaik diperoleh pada laju alir udara 5,1 liter/menit dan proporsi batubara/air 2/360 (gr/cc) dengan
penurunan kadar sulfur sebesar 47, 3617%