ABSTRAKSI
Unit dagang saat ini telah mengalami banyak berbagai kendala dalam
memenuhi kebutuhan konsumen terutama masalah penjadwalan pada setiap
aktivitas-aktivitas proses produksinya, maka untuk memenuhi kebutuhan
konsumen perlu dilakukan scheduling atau penjadwalan pada setiap proses
produksinya. Penjadwalan dan urutan kerja dalam suatu pekerjaan ( job )
merupakan hal yang sangat penting. Dengan penjadwalan diupayakan untuk
mendapatkan suatu penugasan pekerjaan pada mesin, sehingga tidak terjadi
berkumpulnya job yang dikerjakan pada satu mesin secara bersamaan, hal ini akan
mengurangi idle time terutama urutan dan penjadwalan kerja untuk produkproduk
besar, dimana setiap produk tersebut terdiri dari beberapa komponen yang
dikerjakan dalam satu siklus produksi sehingga diperlukan penjadwalan dan
urutan pekerjaan yang tepat
UD. ANGGUN RAYA merupakan unit dagang yang memproduksi
furniture. Produk yang dihasilkan salah satunya adalah kursi rotan sintetis dengan
berbagai ukuran dan jenis yaitu : SWIVEL DINNING W/O ARM, SWIVEL
DINNING W ARM dan RH - 451 DB. Proses produksi yang diterapkan produksi
repetitif, dimana arah lintasan produksi antara job satu dengan job lain sama.
UD. ANGGUN RAYA menerapkan sistem penjadwalan FCFS yaitu job
yang pertama kali datang yang pertama kali dilayani tetapi dalam memenuhi
permintaan dari konsumen dirasa kurang efisien karena masih ada beberapa job
yang tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang diinginkan oleh pemesan (
customer ) dan juga proses produksi menggunakan mesin yang sama secara
bergantian untuk menyelesaikan tiga jenis kursi.
Dengan adanya masalah tersebut digunakan beberapa metode penjadwalan yaitu,
metode penjadwalan Campbell Dudeck Smith (CDS), Palmer, dan Dannenbring.
Dari ketiga metode penjadwalan yang digunakan, akan dilakukan perbandingan
memilih metode penjadwalan yang memiliki nilai makespan yang paling
minimum dengan harapan perusahaan dapat mengatasi keterlambatan didalam
penyelesaian job dan mendapatkan laba yang maksimal.
Berdasarkan ketiga metode penjadwalan yang dilakukan, makespan yang
paling minimum diperoleh dari hasil metode penjadwalan Palmer dengan waktu
makespan nya sebesar 17296.19 menit 288.27 jam dibandingkan dengan
kondisi riil yang ada perusahaan yang digunakan selama ini yaitu sebesar
20118.23 menit 335.30 jam. Sehingga terjadi penghematan waktu pengerjaan
produk sebesar 47 jam 2 menit 4 detik atau sebesar 16.32 %.
Kata Kunci : Penjadwalan Produksi, Minimasi Makespan, Palmer, Flow Sho