OBJEKTIFITAS JAWA POS DALAM
PEMBERITAAN BONEK (Analisis isi tentang objektivitas berita bonek di harian jawa pos edisi 24 januari sampai 30 januari 2010)
Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi dalam dunia
jurnalisme, berita objektif pada dasarnya bersifat subjektif dari wartawan yang
melakukan peliputan maupun orang-orang yang terlibat dalam perusahaan media
tersebut. Padahal berdasarkan kode etik jurnalistik dan undang-undang pers
dalam menyajikan berita, media massa harus objektif. Bertolak dari pemikiran
tersebut, penulis melakukan penelitian pada surat kabar Jawa Pos untuk
mengetahui seberapa besar dan bagaimanakah objektifitas Jawa Pos dalam
menyajikan beria Bonek.
Penelitian ini menaruh perhatian pada objektivitas Jawa Pos dalam
menyajikan berita tentang Bonek. Dalam menganalisis, penulis menggunakan
beberapa indikasi objektivitas menurut teori j. Wathersal dan Ida Rachma, Ph.D.
adapun indikasi yang digunakan yaitu Faktualitas yang terdiri dari akurai dan
validitas,serta imparsialitas yang terdiri dari keseimbangan dan netralitas. Dan
untuk menguji digunakan teori ekonomi media.
Metode yang digunakan adalah analisis isi yang termasuk penelitian
kuantitatif. Data dianalisis dengan mengunakan indikasi objektivitas sesuai teori
dari J. Wwathersal dan Rachma Ida, PH.D. kemudian data dianalisis mengunakan
lembar koding selanjutnya dimasukan ke table frekuensi. Hasil dari analisis akan
dideskripsikan, untuk mengetahui seberapa besar dan bagaimanakah objektivitas
jawa pos dalam pemberitaan Bonek.
Dari data yang telah dianslisi menyebutkan Bahwa dari ke – 5 berita
tentang Bonek yang disajikan Harian Jawa Pos ada beberapa berita yang sudah
memenuhi unsur objektivitas dan ada juga yang belum objektif, dari keseluruhan
berita terdapat 2 berita yang sudah objektif dan 3 berita lainya masih belum
objektif. Artinya masih ada unsure – unsur dari objektivitas yang dilanggar oleh
wartawan dalam menulis berita.
Bahwa dari pemberitaan Bonek di harian Jawa Pos masih terdapat berita –
berita yang belum memenuhi unsur-unsur objektivitas, ketidakobjektivan yang
muncul itu adalah dari unsur pencantuman waktu, adanya opini wartawan yang
masuk dalam berita, sumber yang tidak berkompeten, dan sumber berita yang
tidak berimbang. dari unsure-unsur yang telah dilanggar pencampuran opini
wartawan lah yang memiliki presentase paling besar. Padahal media sebagai
sumber informasi seharusnya bersifat objektif, dengan manyajikan informasi
berdasarkan fakta