research

HIDROLISA PENTOSAN MENJADI FURFURAL DARI AMPAS TEBU

Abstract

Furfural merupakan sumber bahan baku yang banyak digunakan pada berbagai jenis industri khususnya industri kimia. Furfural diperoleh dari pengolahan pentosan yang didapat dari limbah pertanian. Ampas tebu atau lazimnya disebut bagas, adalah hasil samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu mengandung pentosan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri furfural. Diperkirakan sebanyak 45 % dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan. Penelitian kami, memanfaatkan limbah ampas tebu untuk meningkatkan nilai ekonomis ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari variabel – variabel proses dalam pembuatan furfural dari ampas tebu serta untuk menentukan kondisi – kondisi operasi hidrolisis yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Proses hidrolisis ini diawali dengan membersihkan ampas tebu dari kulit / kotoran yang masih menempel. Kemudian memotong kasar ampas tebu lalu di oven hingga kering. Setelah itu dihancurkan hingga didapat ukuran 16 mesh. bubuk ampas tebu ke dalam labu leher tiga. Kemudian, tambahkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi yang telah ditentukan ke dalam labu leher tiga, dipanaskan dan diaduk dengan suhu 100oC selama waktu yang telah ditentukan. Setelah itu sample disaring, dan diambil filtratnya. Lalu filtrat tersebut dinetralkan dengan larutan NaOH. Setelah netral, filtrat dari sample diambil 20 ml untuk analisa kadar furfural. Hasil percobaan menunjukkan, bahwa semakin lama waktu proses akan didapat furfural yang semakin tingi, tetapi pada waktu tertentu kadar furfural akan turun. Sehingga didapatkan waktu optimum untuk hidrolisis pentosan dan didapat furfural maksimum. Sedangkan konsentrasi H2SO4 yang berperan sebagai katalis, dari grafik disimpulkan bahwa pada konsentrasi 6% diperoleh kadar furfural maksimum. Dari penelitian yang telah dilakukan, kadar furfural optimum adalah 0.19728 gram, 1.9728%, dengan konsentrasi optimum 6%, dan waktu selama 190 menit

    Similar works