Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Pemetaan Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil – Bukit Batu Provinsi Riau
Deforestasi besar-besaran dari hutan menjadi perkebunan, khususnya kelapa sawit memulai era bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Sejak tahun 1997, hampir setiap tahun kejadian kebakaran hutan dan lahan terjadi. Keadaan kebakaran juga semakin diperparah dengan kondisi lahan yang mayoritas merupakan lahan gambut, sehingga kebakaran sulit untuk dipadamkan.Terdapat 7 parameter yang digunakan dalam pemetaan kerawanan kebakaran hutan dan lahan ini yakni aksesibilitas terhadap jalan, aksesibilitas terhadap sungai, suhu permukaan, curah hujan, kepadatan hotspot, perizinan lahan dan penutup/penggunaan lahan. Kemudian dilakukan proses Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pembobotan masing-masing parameter.Dari proses AHP, peta kerawanan dibentuk dengan skenario Inconsistency Index terrendah dan skenario equal. Peta kerawanan dihasilkan dengan 4 kelas yakni tidak rawan, sedang, rawan dan sangat rawan. Dari skenario IC rendah didapatkan kelas sangat rawan seluas 32.327 Ha dengan mayoritas berada pada Kecamatan Siak Kecil dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis