research

PENGARUH PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) DAN KERTAJATI AEROCITY TERHADAP HARGA LAHAN DI KAWASAN BANDARA KABUPATEN MAJALENGKA

Abstract

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang sedang mengalamai pembangunan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka tahun 2011 menyebutkanbahwa, akan dibangun Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aerocity, yang dibangun di Kabupaten Majalengka bagian Utara, yaitu lebih tepatnya di Kecamatan Kertajati yang dibanguan di 5 desa yaitu, Desa Kertajati, Kertasari, Bantarjati, Sukakerta, dan Sukamulya. Adanya pembangunan dua mega proyek tersebut menyebabkan permintaan lahan untuk kegiatan non pertanian menjadi meningkat. Selain Kecamatan Kertajati yang mengalami pembangunan, dua kecamatan lainnya yang menjadi wilayah pendukung adanya bandara mengalami perubahan dan permintaan lahan non pertanian yang meningkat yaitu, Kecamatan Jatitujuh dan Kecamatan Ligung. Sehubungan dengan fenomena ini memberikan dampak perkembangan harga lahan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rumusan penelitian ini adalah: 1) bagaimanakah rencana pola tata ruang di Kawasan Bandara? 2) Bagaimanakah pola perkembangan harga lahan di Kawasan Bandara? 3) Faktor dominan apakah yang mempengaruhi perkembangan harga lahan di Kawasan Bandara?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktiptif. Jumlah sampel manusia sebanyak 100 kepala keluarga dengan sampel wilayahnya tiga kecamatan yaitu, Kertajati, Jatitujuh, dan Ligung. Teknik pengolahan datanya adalah, analisis desktiptif, presentase (%), dan regresi linier berganda. Berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka, lahan yang dibutuhkan untuk kedua mega proyek tersebut seluas 5.000 Ha, untuk bandara seluas 1.800 Ha dan untuk aerocity seluas 3.200 Ha. Peruntukan wilayah untuk pembangunan tersebut adalah, kawasan bandara dan aerocity yaitu di Kecamatan Kaertajati, untuk kawasn perumahan dan jasa yaitu di Kecamatan Jatitujuh, dan untuk kawasan industri yaitu di Kecamatan Ligung. Wilayah yang mengalami perkembangan yang signifikan adalah Kecamatan Jatitujuh dengan pola perkembangannya mengikuti kebijakan pemerintah yaitu, peruntukan wilayah, jarak, aksesibilitas, dan penggunaan lahan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan harga lahan adalah, jarak, lokasi, matapencaharian, kepadatan penduduk, penggunaan lahan, aksesibilitas, dan kebijakan pemrintah, dengan jumlah pengaruhnya adalah sebanyak 52,9%. Sedangkan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan harga lahan di Kawasan Bandara adalah kebijakan pemerintah yang bernilai 0,439 nilai tingkatannya ketika variabel lain konstan. ---------- Majalengka Regency is one of regencies in West Java province that are experiencing development. According to the Spatial Plan (RTRW) Majalengka district in 2011 that will be constructed International Airport West Java (BIJB) and Kertajati Aerocity, which was built in Majalengka northern part, which is in District Kertajati built in five villages, namely, Village Kertajati, Kertasari , Bantarjati, Sukakerta, and Sukamulya. The construction of two mega projects led to demand for land for non-agricultural activities be increased. In addition to experiencing the District Kertajati development, two other districts, an area supporting the airports are changing and demand for non-agricultural land increased, namely, District and Sub-district Jatitujuh Ligung. In connection with this phenomenon impact on the price development of land with the factors that influence it. The purpose of this study are: 1) how the spatial patterns in the plan service area? 2) How does the pattern of land price developments in the area of service? 3) The dominant factors that influence the development of the price of land in the airport area ?. The method used in this research is descriptive method. Number of human samples as many as 100 families to sample the region three districts namely, Kertajati, Jatitujuh, and Ligung. Data processing techniques are, descriptive analysis, the percentage (%), and multiple linear regression. Based Spatial Majalengka district, land needed for the mega project of 5,000 hectares, covering an area of 1,800 hectares for the airport and for Aerocity an area of 3,200 Ha. The development designation for the region is, the area of the airport and Aerocity which is in District Kaertajati, housing and services for the region which is in District Jatitujuh, and to the industrial area which is in District Ligung. Areas experiencing significant development is the District Jatitujuh development, 56 times more than the previous price, the pattern of development following the government policy, namely, the designation of the area, distance, accessibility, and use of land. Factors affecting the development of the price of land is, distance, location, livelihoods, population density, land use, accessibility, and government policies, the number of its influence is as much as 52.9%. While the factors that most influence the development of the price of land in the airport area is government policy that is worth 0.439 level value when the other variables constant

    Similar works