Salah satu aspek penting dalam meningkatkan mutu pendidikan fisika adalah proses penyusunan dan pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru. Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dituntut harus membuat dan merancang program pembelajaran. Guru sebelum melaksanakan tugasnya di kelas, guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang di susun secara terencana dan bertahap. Salah satu yang harus disusun oleh guru adalah perangkat pembelajaran berkarakter harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan karakter peserta didik. Dari hasil wawancara dengan beberapa orang guru timbul suatu permasalahan, sejauh manakah sebenarnya guru mengenal bentuk perangkat pembelajaran kurikulum 2013, dan apa saja kendala yang dihadapi oleh guru ketika menyusun perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami oleh guru fisika dalam menyusun perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripstif kualitatif, dimana peneliti menyebarkan angket kepada guru bidang studi fisika yang ada di SMA SE-GAYO LUES dan melakukan wawancara terhadap beberapa orang guru bidang studi fisika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, adanya kendala yang dialami guru bidang studi fisika dalam menyusun perangkat pembelajaran kurikulum 2013, khususya pada kompetensi inti 47,5%, kompetensi dasar 47,5%,  indikator pembelajaran 70%, tujuan pembelajaran 60%, strategi pembelajaran (metode, model dan pendekatan) sebanyak 64,8 %, kegiatan pembelajaran sebanyak  63% dan penilaian sebanyak 58,1%.Banda Ace

Gibson, Graham

Hendry, Euan

Horsley, Simon A. R.

Padgett, Miles

Phillips, David

Spalding, Gabriel

Toninelli, Ermes

The linear Doppler shift is familiar as the rise and fall in pitch of a siren as it passes by. Less well known is the rotational Doppler shift, proportional to the rotation rate between source and receiver, multiplied by the angular momentum carried by the beam. In extreme cases the Doppler shift can be larger than the rest-frame frequency and for a red shift, the observed frequency then becomes “negative.” In the linear case, this effect is associated with the time reversal of the received signal, but it can be observed only with supersonic relative motion between the source and receiver. However, the rotational case is different; if the radius of rotation is smaller than the wavelength, then the velocities required to observe negative frequencies are subsonic. Using an acoustic source at ≈100 Hz we create a rotational Doppler shift larger than the laboratory-frame frequency. We observe that once the red-shifted wave passes into the “negative frequency” regime, the angular momentum associated with the sound is reversed in sign compared with that of the laboratory frame. These low-velocity laboratory realizations of extreme Doppler shifts have relevance to superoscillatory fields and offer unique opportunities to probe interactions with rotating bodies and aspects of pseudorelativistic frame translation

Gibson, Graham M.

Horsley, Simon A.R.

Spalding, Gabriel C.

Phillips, David B.

Padgett, Miles J.

Enlighten

English

Reversal of orbital angular momentum arising from an extreme Doppler shift

Enlighten: Publications

The linear Doppler shift is familiar as the rise and fall in pitch of a siren as it passes by. Less well known is the rotational Doppler shift, proportional to the rotation rate between source and receiver, multiplied by the angular momentum carried by the beam. In extreme cases the Doppler shift can be larger than the rest frame frequency and for a red-shift, the observed frequency then becomes 'negative'. In the linear case, this effect is associated with the time reversal of the received signal, but it can only be observed with supersonic relative motion between the source and receiver. However, the rotational case is different, if the radius of rotation is smaller than the wavelength then the velocities required to observe negative frequencies are sub-sonic.  



Using an acoustic source at â‰ˆ100Hz we create a rotational Doppler shift larger than the lab-frame frequency. We observe that once the red-shifted wave passes into the 'negative frequency' regime, the angular momentum associated with the sound is reversed in sign compared to that of the lab-frame. These low velocity laboratory realisations of extreme Doppler shifts have relevance to superoscillatory ï¬elds, and offer new opportunities to probe interactions with rotating bodies and aspects of pseudo relativistic frame translation

Enlighten: Research Data (University of Glasgow)

Reversal of Orbital Angular Momentum arising from an extreme Doppler shift

Significance
          The emergence of “negative” frequencies in physical systems is often accompanied by intriguing consequences. For example, supersonic motion between a source and an observer leads to a negative Doppler-shifted frequency, the physical meaning of which is time reversal of the received signal. To our knowledge, the rotational analogue of this situation—the consequences of generating negative rotationally Doppler-shifted waves—has not been studied. Here we show, using an acoustic source, that a negative rotational Doppler shift is associated with a handedness reversal of the orbital angular momentum carried by the wave. We demonstrate that this handedness reversal can occur even at significantly subsonic velocities, making our findings relevant to interactions of ultrafast rotating systems with optical frequency radiation.</jats:p

Graham M. Gibson

Ermes Toninelli

Simon A. R. Horsley

Gabriel C. Spalding

Euan Hendry

David B. Phillips

Miles J. Padgett

Crossref

Proceedings of the National Academy of Sciences

This is the final version of the article. Available from National Academy of Sciences via the DOI in this record.The linear Doppler shift is familiar as the rise and fall in pitch of a siren as it passes by. Less well known is the rotational Doppler shift, proportional to the rotation rate between source and receiver, multiplied by the angular momentum carried by the beam. In extreme cases the Doppler shift can be larger than the rest-frame frequency and for a red shift, the observed frequency then becomes "negative." In the linear case, this effect is associated with the time reversal of the received signal, but it can be observed only with supersonic relative motion between the source and receiver. However, the rotational case is different; if the radius of rotation is smaller than the wavelength, then the velocities required to observe negative frequencies are subsonic. Using an acoustic source at [Formula: see text]100 Hz we create a rotational Doppler shift larger than the laboratory-frame frequency. We observe that once the red-shifted wave passes into the "negative frequency" regime, the angular momentum associated with the sound is reversed in sign compared with that of the laboratory frame. These low-velocity laboratory realizations of extreme Doppler shifts have relevance to superoscillatory fields and offer unique opportunities to probe interactions with rotating bodies and aspects of pseudorelativistic frame translation.This work was supported by the European Research Council (TWISTS, Grant 192382). D.B.P. acknowledges support from the Royal Academy of Engineering. E.T. acknowledges support from the Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC) Center for Doctoral Training in Intelligent Sensing and Measurement (EP/L016753/1)

Gibson, GM

Toninelli, E

Horsley, SAR

Spalding, GC

Hendry, E

Phillips, DB

Padgett, MJ

Open Research Exeter

Reversal of orbital angular momentum arising from an extreme Doppler shift.

Salah satu aspek penting dalam meningkatkan mutu pendidikan fisika adalah proses penyusunan dan pelaksanaan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru. Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dituntut harus membuat dan merancang program pembelajaran. Guru sebelum melaksanakan tugasnya di kelas, guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang di susun secara terencana dan bertahap. Salah satu yang harus disusun oleh guru adalah perangkat pembelajaran berkarakter harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan karakter peserta didik. Dari hasil wawancara dengan beberapa orang guru timbul suatu permasalahan, sejauh manakah sebenarnya guru mengenal bentuk perangkat pembelajaran kurikulum 2013, dan apa saja kendala yang dihadapi oleh guru ketika menyusun perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami oleh guru fisika dalam menyusun perangkat pembelajaran kurikulum 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripstif kualitatif, dimana peneliti menyebarkan angket kepada guru bidang studi fisika yang ada di SMA SE-GAYO LUES dan melakukan wawancara terhadap beberapa orang guru bidang studi fisika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, adanya kendala yang dialami guru bidang studi fisika dalam menyusun perangkat pembelajaran kurikulum 2013, khususya pada kompetensi inti 47,5%, kompetensi dasar 47,5%,  indikator pembelajaran 70%, tujuan pembelajaran 60%, strategi pembelajaran (metode, model dan pendekatan) sebanyak 64,8 %, kegiatan pembelajaran sebanyak  63% dan penilaian sebanyak 58,1%

JURAIDAH ALFIANI

ETD - Unsyiah Central Library

ELECTRONIC THESIS AND DISSERTATION UNSYIAHTITLEKENDALA-KENDALA GURU FISIKA DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN PERANGKAT PEMBELAJARANKURIKULUM 2013RN DI SMA SE-GAYO LUESABSTRACTSalah satu aspek penting dalam meningkatkan mutu pendidikan fisika adalah proses penyusunan dan pelaksanaan perangkatpembelajaran yang dibuat oleh guru. Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran dituntut harus membuat dan merancangprogram pembelajaran. Guru sebelum melaksanakan tugasnya di kelas, guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang disusun secara terencana dan bertahap. Salah satu yang harus disusun oleh guru adalah perangkat pembelajaran berkarakter harussederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan karakter peserta didik. Dari hasilwawancara dengan beberapa orang guru timbul suatu permasalahan, sejauh manakah sebenarnya guru mengenal bentuk perangkatpembelajaran kurikulum 2013, dan apa saja kendala yang dihadapi oleh guru ketika menyusun perangkat pembelajaran kurikulum2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami oleh guru fisika dalam menyusun perangkatpembelajaran kurikulum 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripstif kualitatif, dimana peneliti menyebarkan angketkepada guru bidang studi fisika yang ada di SMA SE-GAYO LUES dan melakukan wawancara terhadap beberapa orang gurubidang studi fisika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, adanya kendala yang dialami guru bidang studi fisika dalam menyusunperangkat pembelajaran kurikulum 2013, khususya pada kompetensi inti 47,5%, kompetensi dasar 47,5%,  indikator pembelajaran70%, tujuan pembelajaran 60%, strategi pembelajaran (metode, model dan pendekatan) sebanyak 64,8 %, kegiatan pembelajaransebanyak  63% dan penilaian sebanyak 58,1%. 