research

PERBEDAAN KESUKAAN TEMPAT BERTELUR AEDES spp ANTARA OVITRAP TEMPURUNG KELAPA DENGAN GELAS KACA (STUDI LAPANGAN DI KOTA PURWOKERTO)

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk vektor dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat karena terjadi perdarahan. Kota Purwokerto dalam kurun waktu dua tahun ini terjadi lonjakan kasus yang signifikan, tahun 2005 tercatat 69 kasus menjadi 139 kasus ditahun 2006. Salah satu program pengendalian vektor untuk Aedes adalah gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan menghilangkan telur nyamuk dari tempat perindukannya. untuk itu penting diketahui tempat perindukan yang lebih disukai nyamuk. Penelitian dilakukan dengan membandingkan jumlah telur lapangan dari ovitrap tempurung kelapa dan gelas kaca. Telur diambil dari 3 daerah berdasarkan iacidence rates kecamatan yang diwakili oleh masing-masing kelurahan di Kota Purwokerto yaitu derah dengan IR tinggi, sedang dan rendah, berturut-turut Purwokerto Selatan (Kr.Klesem) IR 36,33, Purwokerto Timur (arcawinangun) IR 31,20 dan Purwokerto Barat (Kober) 21,94/100.000 penduduk, data IR diambil dari 2002-2006. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kesukaan nyamuk Aedes spp dalam bertelur antara ovitrap alami dengan buatan. Jenis penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian semua telur nyamuk yang tertangkap dalam ovitrap, sampelnya semua telur Aedes spp yang tertangkap dalam ovitrap. Analisis data menggunakan uji statistik Mann-Whitney dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian rata-rata jumlah telur yang tertangkap dengan ovitrap tempurung kelapa di kelurahan Karang Klesem sebesar 3224 butir (34,56%), Arcawinangun 3682 butir (39,47%) dan Kober 2422 butir (25,96%), rata-rata jumlah telur yang tertangkap dengan ovitrap gelas kaca di kelurahan Karang klesem sebesar 1358 butir (73,09%), Arcawinangun 271 butir (14,59%) dan Kober 229 butir (12,33%). Hasil uji statistik Mann-Whitney didapatkan nilai U=78,000 dengan nilai p=0,001 (p<0,05) sehingga secara statistik dapat disimpulkan ada perbedaan jumlah telur Aedes spp antara ovitrap tempurung kelapa dengan ovitrap gelas kaca. Penelitian ini menyimpulkan bahwa nyamuk lebih menyukai ovitrap alami daripada ovitrap buatan, sehingga kami menyarankan agar masyarakat tidak hanya memberantas sarang nyamuk dengan melakukan 3M (menutup, menguras, mengubur) terhadap sampah yang berasal dari kontainer buatan tetapi juga kontainer alami. Kata Kunci: ovitrap, alami, buatan, kesukaan bertelur, Aedes spp PLACE FAVORITE DIFFERENCES OF MOSQUITO AEDES spp EGGS LAYS BETWEEN COCONUT SHELL WITH MIRROR GLASS OVITRAP (CASE FIELD STUDY AT PURWOKERTO CITY Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)and dengue fever is dangerous contagion diseases caused by dengue viruses that brought by mosquito vector an cause death becouse of haemorrhagic. Purwokerto city by last two years has jump significant cases of DHF/dengue fever, year 2005 has 69 cases and by 2006 increased to 139 cases. one of program for Aedes spp vector control are eggs eradication by eradicate mosquito nest (PSN), with clearing mosquito eggs from those nursery. Because of that, it's important to know the preferred place of mosquito to lays their eggs. The research done by comparing the number of field eggs from coconut shell ovitrap and mirror glass ovitrap. Eggs are taken from 3 regions based on district Incidence Rate that represented by each one sub-district at Purwokerto City. Region with high, moderate and low endemicity, those are South Purwokerto (Kr.klesem) IR 36,33, East Purwokerto (Arcawinangun) 31,20 and West Purwokerto (Kober) 21,94/100.000 population, data taken from 2002-2006. The research aims to detect the difference of mosquito favorite place Aedes spp laying their eggs between natural and manmade ovitrap. Research use quasy experiment. All mosquito eggs caught in ovitrap are population while sample are all of Aedes spp eggs. Data analyzed by Mann-Whitney with a 0,05. Result shows that the average egg caught from coconut shell at sub-district Karang Klesem 3224 grains (34,56%), Arcawinangun 3682 grains (39,47%) and Kober 2422 grains (25,96%), average egg caught from mirror glass ovitrap at sub-district Karang klesem 1358 grains (73,09%), Arcawinangun 271 grains (14,59%) and Kober 229 grains (12,33%). Statistic test with Mann-Whitney shows significant difference between those two ovitrap U=78,000 and p=0,001 (p<0,005) This research concludes that mosquito prefer natural ovitrap than manmade ovitrap, we suggest that community not only do eradicate mosquito nest (PSN) by 3M (close, drain, pile) towards manmade container but also natural container. Keyword : ovitrap, natural, manmade, preference of eggs lays, Aedes sp

    Similar works