This study aims to determine the implementation of integrated learning model at the junior high school social studies Surakarta, identify limiting factors, and know the efforts made by social studies teachers in enhancing professionalism. This study is an evaluation study using qualitative research methods deskrptif. Form of research tends to use a single case study research subjects are social studies teachers at SMP / MTs Surakarta. Techniques and tools of data collection used were interviews, observation, and archival records and documents. The results showed that the first, in its implementation, teaching social studies at the SMP / MTs there are many differences; there is a learning IPS implement a fully integrated, semi integrated, and not integrated. Secondly, the barriers faced by, among others, (a) lack of understanding / mastery of the material outside the field (b) lack of knowledge and understanding of learning models Integrated IPS (c) the difficulty in applying the concept of Integrated IPS learning, and (d) the attitude skeptical of their own social studies teachers. Third, efforts made in improving the social studies teacher professional competence, among others: (a) ask the other social studies teachers, (b) reading the reference books on social studies, (c) the training, socialization, workshop, seminar, workshop, and (d) sharing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi model pembelajaran IPS Terpadu di SMP Kota Surakarta, mengidentifikasi faktor-faktor penghambat, dan mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh guru IPS dalam meningkatkan profesionalisme.
Penelitian ini merupakan studi evaluasi dengan menggunakan metode penelitian deskrptif kualitatif. Bentuk penelitiannya cenderung menggunakan studi kasus tunggal Subyek penelitian adalah guru-guru IPS di SMP/MTs Kota Surakarta. Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan mencatat arsip serta dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, dalam implementasinya, pembelajaran IPS di SMP/MTs masih terdapat banyak perbedaan; ada yang melaksanakan pembelajaran IPS terpadu secara penuh, setengah terpadu, dan tidak terpadu. Kedua, hambatan yang dihadapi antara lain, (a) kurang pemahaman/penguasaan terhadap materi di luar bidangnya (b) kurangnya pengetahuan dan pemahaman model-model pembelajaran IPS Terpadu; (c) kesulitan dalam menerapkan konsep pembelajaran IPS Terpadu; dan (d) sikap skeptis dari guru IPS sendiri. Ketiga, upaya yang dilakukan guru IPS dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya, antara lain : (a) bertanya kepada guru IPS yang lain ; (b) membaca buku-buku referensi tentang IPS ; (c) mengikuti pelatihan, sosialisasi, workshop, seminar, semiloka, dan (d) sharing