research

Konsep Perencanaan dan Pengembangan Ruang Bagi Pedagang Kaki Lima Jalan Sabang Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Abstract

Sektor informal sering dianggap sebagai kelompok yang tidak diharapkan dalam pembangunan kota karena dianggap menyebabkan kemacetan lalu-lintas dan mengganggu pemandangan. Masyarakat di negara sedang berkembang sebagian besar penduduk kotanya justru terdiri dari lapisan masyarakat menengah kebawah yang tidak semuanya dapat terserap dalam sektor formal. Sektor informal memiliki beberapa manfaat yaitu diantaranya tidak tergantung pada sektor formal yang terbatas jumlahnya, mereka (sektor informal) sanggup menghidupi dirinya sendiri, dan sektor informal dapat memberi masukan bagi pemerintah daerah setempat dengan penarikan retribusi serta pungutan jasa parkir bagi pengunjungnya. Aktivitas sektor informal dapat menghidupkan suasana kota baik dikala siang maupun malam hari, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat kota yang lain. Kawasan jalan Sabang salah satu daya tariknya adalah sektor informal yaitu pedagang kaki lima. Pola kegiatan yang ditawarkan jalan Sabang salah satunya adalah wisata kuliner kaki lima. Diantara beberapa aspek perencanaan dan pengembangan ruang yang dapat meningkatkan kualitas jalan Sabang salah satunya adalah pedestrian mall. Berdasarkan penelitian beberapa ahli perencanaan dan arsitektur perkotaan pada beberapa kota-kota besar di Eropa, pedestrian mall dapat meningkatkan jumlah pengunjung suatu kawasan sampai 50% dan pedestrian mall juga dapat meningkatkan pendapatan para pedagang eceran dan toko-toko sebesar 25 sampai dengan 40% dengan hasil observasi yaitu orang-orang didalam mobil tidak dapat langsung melihat barang-barang yang ada pada pedagang eceran dan etalase toko

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 12/02/2018