research

Mezurashii Onomatope Dalam Komik Mikan E-nikki Jilid 2 Karya Miwa Abiko

Abstract

Aspek terpenting dalam komunikasi adalah bahasa. Seperti halnya bahasa lain di dunia, bahasa Jepang memiliki pembagian jenis kata yang secara garis besar terbagi menjadi: nomina/kata benda, verba/kata kerja, adjektiva/kata sifat, adverbia/kata keterangan, kopula/kata kerja bantu, dan partikel/kata bantu. Dalam hal pembagian jenis kata, onomatope dapat dikelompokkan ke dalam kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Onomatope bahasa Jepang banyak muncul terutama pada komik. Seiring dengan berkembangnya komik Jepang, onomatope pun mengalami perkembangan yang menyebabkan kemunculan mezurashii onomatope (onomatope langka) yang tidak terdapat di kamus umum maupun kamus khusus onomatope bahasa Jepang. Salah satu contoh adalah onomatope yang terdapat dalam komik Mikan E-Nikki jilid 2 karya Miwa Abiko. Penelitian ini bertujuan mencari kata dasar dan pola pembentukan mezurashii onomatope pada sumber data. Pembahasan mengenai pembentukan atau struktur kata dalam ilmu linguistik termasuk dalam kajian morfologi, yaitu cabang ilmu linguistik yang mempelajari mengenai satuan bahasa yang disebut morfem dan kombinasinya. Dalam kaitannya dengan onomatope bahasa Jepang, pada umumnya onomatope bahasa Jepang memiliki gokan/goki ‘kata dasar' yang terdiri dari satu dan dua silabel. Penelitian ini menggunakan pembagian struktur onomatope berdasarkan bentuk fonem menurut Tamori, karakteristik onomatope menurut Tamori, serta proses morfologis bahasa Jepang menurut Koizumi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian, ditemukan dua jenis kata dasar yaitu kata dasar dengan satu silabel dan dua silabel. Sedangkan pola pembentukan mezurashii onomatope selain menggunakan lima karakteristik onomatope (sokuon, hatsuon, imbuhan –ri, pemanjangan vokal, pengulangan kata dasar) secara umum, juga menggunakan pola khusus seperti penambahan sokuon setelah hatsuon, bubun hanpuku, hatsuon setelah imbuhan -ri, penambahan settouji, boin no chouon-ka pada onomatope dengan dua silabel, proses yuugou, proses chikan, hanpuku secara langsung (tanpa penambahan karakter lain) pada onomatope dengan satu silabel, penambahan setsubiji dan proses sakujo. Pada penelitian selanjutnya disarankan lebih dalam meneliti tentang variasi penggunaan huruf hiragana dan katakana serta penggunaan dakuten dan handakuten yang tidak wajar pada mezurashii onomatope bahasa Jepang. Selain itu, dapat juga menggunakan objek kajian penelitian yang lebih bervariasi seperti film atau novel

    Similar works