Pemakaian energi listrik dasawarsa ini sangat membebani pemakaian di
semua kelas konsumen, tidak terkecuali pemakaian energi listrik di Gedung D
Universitas Muhmmadiyah Surakarta. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan
selain dipengaruhi oleh kenaikan BBM juga dipengaruhi kebiasaan di dalam
menggunakan peralatan (beban) listrik. Dalam penulisan ini, penulis melakukan
pengukuran pada panel diikuti pencatatan beban nyala yang disuplai oleh panel
tersebut dan mengasumsikan pemakaian beban nyala harian.
Pengujian terhadap pemakaian arus pada panel dilakukan dengan cara
menempatkan kabel fase pada Tang Meter. Batasan untuk pengukuran arus pada
alat ini berkisar 20 A, 200 A dan 600 A. Pengamatan terhadap kebiasaan
penggunaan beban dan interview terhadap pihak-pihak yang terkait dengan
pemakaian energi listrik di Gedung D UMS digunakan untuk mengasumsikan
biaya rata-rata pemakaian energi listrik harian, mingguan dan bulanan. Dari
penelitian ini didapat suatu pemahaman, bahwa arus yang terukur pada panel
tidak seluruhnya dikonsumsi oleh daya aktif beban untuk dikonversi ke energi
yang diinginkan, serta pemborosan pemakaian energi listrik.
Besarnya pengukuran arus selain dikonsumsi daya aktif beban juga
dipengaruhi rugi-rugi penyaluran, daya reaktif beban dan nilai tegangan kerja
kurang dari 220 V. Biaya pemakaian energi listrik hari Senin Rp.105.584,-, Selasa
Rp. 108.326,-, Rabu Rp. 195.193,-, Kamis Rp. 105.836,-, Jum’at Rp. 104.684,-,
Sabtu Rp. 98.586,-, dan Minggu Rp. 8.664,- mengindikasikan besarnya biaya
pemakaian energi listrik dipengaruhi oleh jumlah beban listrik yang digunakan.
Pemborosan terjadi apabila nilai rekening listrik melebihi biaya rata-rata beban
nyala bulanan