Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan tingkat tutur Bahasa Jawa yang digunakan penjual dan pembeli pedagang kaki lima di depan DPRD kota Surakarta, (2) mendeskripsikan alih kode dan campur kode, (3) mendeskripsikan faktor yang menentukan penggunaan ragam Bahasa Jawa, dan (4) mendeskripsikan kekhasan Bahasa Jawa yang digunakan penjual dan pembeli. Sumber data dalam penelitian ini ada 2 sumber data yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Data primer pada penelitian ini adalah percakapan antara penjual dan pembeli. Data sekunder berupa informasi sebagai hasil pengamatan dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan cara mengelompokan data, metode ini ada 2 teknik yaitu teknik referensial dan teknik pragmatis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tingkat tutur Bahasa Jawa yang digunakan penjual dan pembeli meliputi tingkat tutur dominan krama terdapat 15 data, dominan ngoko terdapat 6 data, dan dominan perimbangan
terdapat 5 data. Penggunaan tingkat tutur ini dipengaruhi oleh faktor usia. (2) Alih kode yang terjadi meliputi krama ke ngoko terdapat 3 data, ngoko ke krama terdapat 4 data, krama ke madya terdapat 2 data, ngoko ke BI terdapat 2 data, dan BI ke ngoko terdapat 1 data. Campur kode yang terjadi yaitu tingkat tutur ngoko + krama terdapat 6, BI + krama terdapat 2 data, ngoko + BI terdapat 5 data, krama
+ ngoko terdapat 3 data, krama + BI terdapat 1 data, BI + ngoko terdapat 6 data. (3) Faktor penentu dipengaruhi oleh pembeli usia lebih tua terdapat 9 data, pembeli usia lebih muda terdapat 1 data, penjual dan pembeli saling menghormati
terdapat 3 data, penjual dan pembeli sudah akrab terdapat 7 data, sama-sama masih muda terdapat 2 data, tingkat pendidikan terdapat 4 data. (4) Kekhasan Bahasa Jawa kebanyakan yang membuka percakapan pembeli terdapat 17 data,
yang membuka percakapan penjual terdapat 9 data, isi tuturan berupa pesanan atau permintaan terdapat 8 data, dan terjadi percampuran kata-kata BI dan BJ terdapat 7 data