Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh air bersih adalah dengan cara
mengubah air laut menjadi air tawar dengan proses flashing. Metode flashing
adalah metode penguapan air secara cepat dalam tabung evaporasi pada tekanan
rendah melalui proses throttling. Proses throttling yaitu mendesak air laut dengan
tekanan dan temperatur tertentu masuk melewati nosel agar terjadi kabut,
kemudian kabut tersebut berada didalam tabung yang bertekanan vakum untuk
dikondensasi sehingga air yang mengandung garam akan terpisah dengan air
tawar. Salah satu cara agar proses flashing memungkinkan untuk terjadinya laju
kondensasi lebih banyak yaitu dengan memanfaatkan nosel berputar agar kabut
yang keluar dari nosel mengisi ruang tabung epavorasi. Adapun tujuan dari
eksperimen ini yaitu mengetahui kecepatan putar nosel yang optimal pada proses
flashing untuk menghasilkan air tawar yang maksimal dengan temperatur air
umpan, tekanan vakum, dan tekanan air umpan tetap tetapi kecepatan putar nosel
yang diubah-ubah. Variabel pengujian kecepatan putar nosel yang dilakukan yaitu
0 rpm, 15 rpm, 20 rpm, 25 rpm, 29 rpm dan 34 rpm. Pada setiap variabel
kecepatan putar nosel diambil sebanyak 5 data dengan melakukan dua kali
pengujian untuk setiap datanya. Pengujian pertama dilakukan 70 menit dan
pengujian kedua dilakukan berdasarkan temperatur kabut dalam tabung pada
pengujian pertama sudah mulai dianggap steady atau tetap. Pengambilan data
dilakukan dengan mikrokontroler arduino uno menggunakan sensor temperatur
LM35, setelah data diperoleh kemudian data diolah menggunakan metode data
statistik dengan tingkat kepercayaan 95%.
Dari eksperimen yang dilakukan, kecepatan putar nosel yang optimal
menghasilkan laju kondensasi terbanyak adalah 15 rpm dengan laju kondensasi
3,66 ml/menit, sedangkan laju kondensasi terendah adalah kecepatan putar nosel 0
rpm atau keadaan nosel diam dengan laju kondensasi 0,85 ml/menit.
Kata kunci : Desalinasi, Flashing, Nosel berputar