ABSTRAKSI
Pada dasarnya sistem transportasi perkotaan harus ditunjang dengan sarana dan
prasarana transportasi perkotaan yang dapat menunjang kebutuhan transportasi
penduduknya dengan aman, nyaman dan memiliki aksessibilitas yang tinggi. Sarana
transportasi yang sangat berperan dalam pelayanan transportasi perkotaan adalah bus
dan tentunya perlu ditunjang dengan sarana penunjang berupa tempat perhentian
angkutan umum bus yang memiliki lokasi sesuasi kebutuhan , dan memiliki kinerja
pelayanan yang baik. Fungsi tempat perhentian sendiri adalah untuk memfasilitasi
angkutan umum perkotaan agar tidak melakukan kegiatan paratransit yang sering
menimbulkan kemacetam yang terjadi di sepanjang rute angkutan umum yang dilalui.
Rendahnya pemanfaatan halte saat ini masih sangat rendah dan kondisinya yang belum
sesuai dengan standar yang ada adalah salah satu penyebab dari kegiatan paratransit.
Dalam melakukan evaluasi dan dalam menyusun konsep peningkatan kinerja
pelayanan halte pada halte bus (Damri) trayek Ledeng –Leuwipanjang, perlu mengetahui
sebelumnya bagaimana karakteristik dan kondisi halte, karaktersitik penggunanya, serta
bagaimana melihat preferensi pengguna halte dan juga perlu meninjau kinerja
pelayanan halte dari segi standar pelayanan minimum halte.
Karakterstik halte ditinjau berdasarkan ada tidaknya bangunan, ada tidaknya
celukan bus dan kelengkapan utilitas yang menunjangnya, dan preferensi kepuasan
pengguna halte ditinjau dari hasil analisis Importance Perfomance Analisis yang diukur
dari beberapa faktor yang di antaranya adalah kehandalan, kemudahan, keamanan,
kesetaraan dan keteraturan, di samping itu evaluasi juga dilakukan dengan pendekatan
Standar pelayanan Minimanl terkait dengan pelayanan halte bus .
Setelah dilakukannya evaluasi pelayanan tempat perhentian angkutan umum
Damri , disimpulkan bahwa kinerja pelayanan halte masih rendah dan banyak faktor dan
variabel yang belum memenuhi harapan pengguna dan standar pelayanan minimum dan
perlu adanya teluk bus pada setiap halte dan fasilitas penyeberangan yang disesuaikan
dengan karakteristik jaringan jalan .Sehingga diharapkan pemanfaatan angkutan umum
dan halte semakin tinggi dan angka kemacetan pada rute damri Ledeng – Leuwipanjang
dapat ditekan .
Kata kunci : Evaluasi dan Kinerja, Perhentian Angkutan Umum
ABSTRACT
Basically, an urban transportation system should be supported by urban
transportation infrastructure and medium to bolster save, comfortable resident
transportation needs and have high accessibility. Means of transportation having
particularly important role in urban transportation service is bus and, of course, it need
to be supported by the supporting medium such as stopping place for public buss ing
havingh both location appropriate to necessities and good service performance. The
function of a stopping place itself is to facilitate public urban transport to prevent
paratransit activities leading, it is frequent, to stoppage along public transport route
passed through. Low use of a stopping place today and its condition having not been
appropriate to the existing standards are causes of paratransit activities.
In making an evaluation and setting up a concept of improvement of service
performance in some stopping places for public busses (Damri) on the route of Ledeng-
Leuwipanjang, it is necessary to have earlier understanding of characteristics and
conditions of the stopping place, the characteristics and preferences of users, and of a
stopping place service performance in terms of minimum service standards.
The charactertics of a stopping place is observed based on whether or not a
building, a bus celukan and completeness of the supporting utility are present, and the
preferences of user satisfaction is observed from the results of the Importance
Performance Analysis which are measured by some factors such as reliability,
facilitation, safety, equivalence, and regularity. In addition, the evaluation was made by
using an approach to Minimal Service Standard in relation to the stopping place service
for public busses.
After evaluation of a stopping place service for public transport Damri has been
completed, it can be concluded that a stooping place service performance is still low and
many factors and variables are not yet complying with user expectations and minimum
service standards and, therefore, any buss bay in each stopping place and any crossing
facility fit the characteristics of road network are necessary. Thus, the higher use of
public transport and stopping place is anticipated, and the jamming rate on the route of
Ledeng-Leuwipanjang for Damri might be compressed.
Keywords: Evaluation and Performance, Stopping Place for Public Transpor