PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN SOSIAL
DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN
EMOSI ANAK DI KELAS VII MTsN KARANGAMPEL
KABUPATEN INDRAMAYU
NURKHAYATI : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN
SOSIAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PERKEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK DI
KELAS VII MTsN KARANGAMPEL KABUPATEN
INDRAMAYU
Belajar mengajar di MTsN Karangampel kebanyakan guru menggunakan
metode yang konvensional, disini guru yang lebih aktif dalam pembelajaran dan
dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa, akibatnya menghasilkan
siswa yang pasif, bosan dan monoton sehingga kurangnya aktifitas siswa selama
proses pembelajaran dan akhirnya berdampak pada kurang berkembangnya
kecerdasan emosi anak. Dengan demikian proses belajar mengajar satu arah saja
guru ke murid sehingga murid hanya duduk, diam, dengar dan catat (D3C).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
bermain sosial terhadap perkembangkan kecerdasan emosi anak, mengetahui
penerapan model pembelajaran bermain sosial yang dimiliki oleh guru,
mengetahui kecerdasan emosi anak serta untuk mengetahui seberapa besar
pengaruhnya dalam menggunakan model pembelajaran bermain sosial sehingga
dapat mengembangkan kecerdasan emosi anak.
Jadi dalam proses ini seseorang belajar dengan memperhatikan model dan
observasi seolah-olah mengalami sendiri apa yang dialami oleh model tersebut.
Banyak factor yang menyebabkan anak kurang dalam mengembangkan
kecerdasan emosinya seperti diantaranya kurang pengawasan orang tua, guru,
pengaruh teman sebaya dan lingkungan dimana ia tinggal.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, sumber data yang
digunakan adalah data teoritik dan data empirik. Teknik pengumpulan data yaitu
observasi, wawancara dan angket. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan product moment.
Berdasarkan perhitungan angket model pembelajaran bermain sosial didapat
nilai rata-rata 46,05% dan termasuk kedalam rentang 40% - 54% atau termasuk
dalam kategori cukup sedangkan hasil olah data angket kecerdasan emosi anak
diperoleh nilai rata-rata 37,36% termasuk kedalam rentang 0% - 39% atau
termasuk dalam kategori kurang. Hasil yang diperoleh dari perhitungan product
moment adalah 0,02 yang berarti ada hubungan positif antara penerapan model
pembelajaran bermain sosial dengan perkembangan kecerdasan emosi anak. Jika
dilihat dari tabel koefisien korelasi, nilai 0,02 termasuk kedalam ketegori sangat
rendah. Dari perhitungan koefisien determinasi, pengaruh penerapan model
pembelajaran bermain sosial terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak
sebesar 1% dan sisanya 99% ditentukan oleh variabel lain. Jika dilihat dari uji t,
diperoleh t hitung sebesar 1 sehingga t hitung > t tabel atau 1 > 0,304. Maka Ha
diterima Ho ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model
pembelajaran bermain sosial terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak.
KAT