Tujuan kegiatan ini adalah: (1) meningkatkan pengetahuan mengenai teknik/metode menenun dengan
menggunakan alat tenun terotomatisasi, (2) meningkatkan keterampilan dalam menggunakan alat tenun
terotomatisasi, (3) meningkatkan keterampilan merangkai alat tenun terotomatisasi, (4) meningkatkan
keterampilan dalam melakukan perbaikan terhadap bagian komponen alat tenun terotomatisasi jika
terjadi kendala, (5) meningkatkan keterampilan mengoperasikan alat tenun terotomatisasi, (6) mampu
mendesain corak baru sesuai dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan nilai budaya (makna
corak sarung dari segi filosofis); (7) mengurangi waktu proses pembuatan sarung, (8) meningkatkan
pengetahuan manajerial pemasaran produk tenun lipa sabbe berbasis IT (Toko Online); Objek sasaran
adalah kelompok usaha tenun Desa Pambusuang, Kabupaten Polman. Metode yang digunakan dalam
penyampaian materi menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, sedangkan penerapan
menggunakan metode demonstrasi. Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: (1) Kegiatan
diawali dengan penjajagan lokasi yang dilakukan pada saat pembuatan proposal, (2) persiapan awal
penyiapan kelompok pengrajin sarung sutera, (2) identifikasi peralatan yang akan digunakan,(3)
menetapkan motif sutera yang akan diterapkan, (4) pengadaan bahan dan alat penunjang pelatihan (5)
pelaksanaan kegiatan (6) pendampingan kegiatan. Penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kegiatan PKM terhadap Pelaksanaan pelatihan dan kualifikasi Narasumber diperoleh penilaian dengan
rerata skor 4,8 dengan kriteria sangat Baik. Guru dan sekolah berharap pengusaha tekstil, terutama
batik, mempunyai kesadaran bekerja sama membina siswa SMK. Agar tak bergantung pada industri dan
untuk menaikkan nilai jual batik dan tenun, siswa kriya tekstil mempelajari mata pelajaran busana
sebagai muatan lokal. Harapannya, siswa memiliki keterampilan mengolah tenun dan batik dan
berwirausaha mulai dari hulu ke hilir.
Kata Kunci: alat tenun terotomatisasi, Peluang Usaha, SM