'Indonesian Agency For Agricultural Research and Development (IAARD)'
Abstract
Quality seed supply is the main problem in potato farming. The assessment was aimed at analyzing sourcesof potato seeds\u27effect on yields and farmers\u27income. The study was conducted in Baru Pulau Sangkar Village,Batang Merangin District, Kerinci Regency on May to December 2003. Sources of seeds were (i) improved seeds ofBBU Pangalengan, West Java, and (ii) farmers\u27local seed of Kayu Aro, Kerinci Regency. The treatment was fertilizerrates, namely of Urea (150 kg/ha), SP-36 (450 kg/ha), KCl (300 kg/ha), ZA (150 kg/ha), and organic fertilizer (6,000kg/ha). Highest yield was achieved through application of improved seeds, namely 15,850 kg/ha with income of Rp29,030,000/ha, production cost of Rp 13,291,000/ha, and profit of Rp 15,739,000 or B/C ratio of 1.18. The localseeds\u27yield was 13,750 kg/ha with income of Rp 17,287,500, total cost of Rp 13,291,00, and profit of Rp3,996,500/ha or B/C ratio of 0.30. yield break event point of both seeds was 8,935.13 kg/ha and price break evenpoints of improved and local seeds were Rp 838.55/kg and Rp 966.62/kg, respectively.Key words: Solanum hybrid seed, indegenous seed, farm analysisPermasalahan dalam melakukan budidaya kentang selalu dihadapkan pada ketersediaan bibit bermutu, sehinggausaha pengembangan kentang sering tidak optimal. Permasalahan ini tidak saja berlaku untuk Provinsi Jambi, akantetapi secara umum dirasakan oleh petani kentang di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruhsumber bibit terhadap pertumbuhan dan hasil USAhatani kentang; dan mendapatkan informasi tentang kelayakanusahatani tanaman kentang dalam rangka meningkatkan produksi serta penerimaan petani. Penelitian dilaksanakan diDesa Baru Pulau Sangkar, Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci pada ketinggian 800 m dari permukaanlaut dengan jenis tanah Andisol pada bulan Mei sampai Desember 2003. Sumber bibit yang diuji berasal dari (1) bibitunggul BBU Pengalengan Jawa Barat; dan (2) bibit lokal petani Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Pemupukanmenggunakan dosis anjuran BPTP Jambi yaitu urea 150 kg, SP-36 450 kg, KCl 300 kg, ZA 150 kg dan pupuk organik6.000 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan produksi tertinggi diperoleh pada sumber bibit unggul 15.850 kg/ha,jumlah penerimaan Rp. 29.030.000,- dengan biaya produksi Rp. 13.291.000,- dan keuntungan bersih Rp. 15.739.000,-serta B/C ratio 1.18, sedangkan untuk sumber bibit lokal hasil 13.750 kg/ha, jumlah penerimaan Rp. 17.287.500,-biaya produksi Rp. 13.291.000,- dan keuntungan bersih Rp. 3.996.500,- serta B/C ratio 0,30. Titik Impas Produksiuntuk kedua sumber bibit tercapai pada hasil 8935,13 kg/ha, sedangkan Titik Impas Harga untuk bibit unggul telahtercapai pada harga Rp. 838,55/kg dan untuk sumber bibit lokal Rp. 966,62/kg