research

STRATEGI KONSELING KELOMPOK KOGNITIF PERILAKU SINGKAT UNTUK MENINGKATKAN RESILIENSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan strategi konseling kelompok kognitif perilaku singkat yang efektif untuk meningkatkan resiliensi siswa terhadap perilaku seksual berisiko. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan desain penelitian dan pengembangan. Penelitian ini terdiri dari empat langkah yaitu, studi pendahuluan, pengembangan strategi, validasi rasional strategi, dan validasi empirik strategi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) upaya yang dilakukan sekolah melalui konseling kelompok masih belum optimal (2) siswa membutuhkan pelatihan mengenai resiliensi, indikator yang paling dialami oleh siswa adalah berkaitan dengan keluarga, (3) resiliensi terhadap perilaku seksual berisiko pada siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki, (4) hasil validasi rasional pakar bimbingan dan konseling maupun praktisi lapangan terhadap strategi konseling kognitif perilaku singkat terhadap perilaku seksual berisiko yang dikembangkan dinilai layak dan operasional, (5) secara umum diperoleh bukti empirik bahwa strategi konseling kelompok kognitif perilaku singkat efektif untuk meningkatkan resiliensi terhadap perilaku seksual berisiko pada remaja SMP. Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk digunakan sebagai strategi pencegahan perilaku seksual berisiko kepada Guru BK, Kepala SMP, UPT layanan konseling Universitas PGRI Semarang, dan para orang tua.; This study is aimed at formulating an effective brief cognitive-behavioural group counseling strategy in order to improve student’s resilience to risky sexual behaviour. This study applied quantitative and qualitative approach with research and development design. This study consists of 4 stages, namely, pilot study, strategy development, validation of rational strategy, and validation of empirical strategy. The finding of this study shows that (1) the effort made by the schools through group therapy has not been optimum, (2) students need resilience training. Mostly, the indicator experienced by students was associated to family, (3) resilience to risky sexual behaviours on female students was higher than in male students, (4) result of rational validation, from either experts of guidance and counselling or practitioners, of brief cognitive-behavioural group counseling strategy on risky sexual behaviour which was developed was considered feasible and operational, (5) generally, it was proven empirically that brief cognitive-behavioural group counseling strategy was effective to improve resilience to risky sexual behaviours on junior high school adolescents. Finding of this study is recommended to be used by School Counselors, Junior High School Principals, Counselling Service Unit in PGRI University and parents as risky sexual behaviours preventive strategy

    Similar works