research

KONSEP CAU DALAM MASYARAKAT SUNDA: kajian antropolinguistik di desa gunung masigit,kecamatan cipatat, kabupaten bandung barat

Abstract

Penelitian yang berjudul “Konsep Cau dalam Masyarakat Sunda (Kajian Antropolinguistik di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat)” merupakan suatu penelitian pada tataran kajian antropolinguistik. Penelitian ini sangat relevan dilakukan di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, karena masyarakat di desa tersebut masih memegang konsep harmoni dengan alam yakni dengan mempertahankan leksikon-leksikon yang berkaitan dengan cau dan pemanfaatannya. Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah yang meliputi (1) klasifikasi dan deskripsi leksikon tentang cau, (2) fungsi leksikon tentang cau, (3) konsep cau yang terkandung dalam leksikon tentang cau, dan (4) kesepadanan antara leksikon varian cau dalam bahasa Sunda dengan leksikon varian pisang dalam bahasa Indonesia. Untuk menjawab semua permasalahan tersebut, digunakan model penelitian etnografi komunikasi yang melibatkan metode deskriptif-kualitatif. Dalam pengumpulan data digunakan teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berikut hasil penelitian yang dijelaskan secara singkat. Data leksikon tentang cau berjumlah 100 leksikon. Pertama, klasifikasi secara formal berdasarkan satuan lingual yang terdiri atas (1) kata dan (2) frasa. Selain itu, klasifikasi secara fungsional terdiri atas (1) bagian-bagian cau, (2) varian cau, (3) hasil olahan cau, dan (4) cara pengolahan cau. Kedua, fungsi leksikon meliputi (1) fungsi pertanian dan pendidikan lingkungan hidup, (2) fungsi ekonomi, (3) fungsi identitas sosial, (4) fungsi kesehatan dan pengobatan, dan (5) fungsi kebudayaan. Ketiga, konsep yang terkandung dalam leksikon tentang cau meliputi (1) cerminan hubungan kearifan budaya Sunda berdimensi vertikal dan (2) cerminan hubungan kearifan budaya Sunda berdimensi horizontal yang terdiri atas (a) orang Sunda bijak memanfaatkan alam, (b) orang Sunda mementingkan kesehatan dan pengobatan alami, serta (c) orang Sunda menganggap penting makanan dalam setiap acara. Keempat, kesepadanan antara leksikon varian cau dengan leksikon varian pisang terdiri atas (1) leksikalisasi sepadan dan (2) leksikalisasi tidak sepadan. ---------- The research that entitled "Cau Concept in Sundanese People (Antropolinguistik Study at Gunung Masigit Village, Cipatat Sub-district, Bandung Barat regency)" is the research wich related on antropolinguistik study. This research is very relevant to do in Gunung Masigit Village, Cipatat Sub-District, Bandung Barat Regency, because the people on the village are still using a harmony concept with nature that maintain the lexicon-lexicon wich is related with cau and it's utilization. In this research, there are some problem that formulated in, wich covered (1) the classification and description about cau, (2) the lexicon function about cau, (3) the concept of cau that caontained in the lexikon of cau, and (4) the equivalence between the variant leksikon of cau in bahasa Indonesia and the variant leksikon of cau in bahasa Sunda. To answer all of the problem above, the reseach use ethnography of communication that involve the description-qualitative method. In data accumulation uses the observation of participation technique, in depth interview, and documentation. The following is the result that explain described briefly. The amount of lexicon data about cau are 100 lexicon that described briefly. First, the formal classification based on lingual piece consists of (1) word, and (2) phrase. Aside from that, the functional classification consist of (1) parts of cau, (2) the variant of cau, (3) the processed of cau, and (4) the way of processing cau. Second, the function of lexicon covered (1) agricultural functions and the function of environmental education, (2) economic functions, (3) social identity function, (4) health and treatment function, and (5) cultural function. Third, the concept that contained inside the lexicon of cau, covered (1) the reflection of Sundanese cultural wisdom vertical way, and (2) the reflection of Sundanese cultural wisdom horizontal way wich consisting of (a) Sundanese people wisely utilize nature, (b) Sundanese people concerned with the health and natural medicine, and (c) Sundanese people attach importance of food in every event. Fourth, the harmony between the lexicon variant of cau and leksikon variant pisang, consists of (1) the propotional of lexicalization, and (2) the unpropotional of lexicalization

    Similar works