Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah adanya kesenjangan antara upaya maksimal kemampuan manajerial kepala sekolah dalam kerangka pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dengan rendahnya hasil Ujian Nasional di SMP Negeri se-Kabupaten Karawang yang ditandai urutan kedua terakhir tingkat Provinsi Jawa Barat di tahun 2010/2011.
Inti kajiannya difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah, meliputi motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah seberapa besar kontribusi motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di SMP Negeri se-Kabupaten Karawang.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif¬ kuntitatif, dengan teknik pengumpulan data angket skala lima kategori likert, terhadap 70 kepala sekolah atau 70 SMP Negeri se-Kabupaten Karawang. Teknik penggalian datanya menggunakan angket. Pengujian hipotesis dilakukan dengan penghitungan uji t dan uji F.
Terdapat tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu (1) Motivasi kerja berkontribusi signifikan terhadap kinerja manajerial kepala (2) Pendidikan dan pelatihan berkontribusi signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah (3) motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama berkontribusi signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.
Hasil penelitian memperoleh gambaran bahwa motivasi kerja memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja kepala sekolah sebagai manajer, Begitu pula pendidikan dan pelatihan memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah. Sedangkan motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan secara bersama-sama dan simultan berkontribusi positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di SMP Negeri se-Kabupaten Karawang .
Dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama motivasi kerja dan pendidikan dan pelatihan berkontribusi signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.
Jika memperhatikan kurang kuatnya pengaruh motivasi kerja kepala sekolah (X1) dan signifikansinya secara langsung terhadap kinerja manajerial kepala sekolah (Y) dengan hasil persentasi paling kecil, maka penulis merasa perlu memberi saran bagi para kepala sekolah untuk mengikuti kegiatan yang dapat menumbuhkan motivasi diri dalam bekerja dan para pengawas untuk menjalin komunikasi yang baik dengan program-program pemberian reward bagi kepala sekolah yang berprestasi dan sanksi bagi kepala sekolah yang tidak berprestas