Tujuan utama penelitian ini ialah mengetahui perbedaan kekuatan efektivitas terapi
tunggal (modifikasi perilaku, diet, atau obat), kombinasi ganda (modifikasi perilaku- diet, modifikasi
perilaku - obat, atau diet - obat), dan tri-kombinasi (modiflkasi perilaku - diet - obat)
terhadap penurunan skor perilaku hiperaktivitas (PH). Penelitian ini menggunakan single-case
subject design. Alat pengukur ialah DSM-IV untuk mengukur gejala-gejala Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), skala aktivitas Werry-Weiss-Peter untuk mengukur tingkat
PH, dan CPM untuk mengukur taraf kecerdasan. Subjek penelitian (N = 11) ialah anak lakilaki
berusia 7-11 tahun yang memiliki taraf kecerdasan normal dan di atasnya. Mereka telah
didiagnosis oleh psikiater sebagai anak dengan GPPH tanpa disertai gangguan lain. Mereka
dibagi dalam 4 kelompok yang masing-masing mendapatkan perlakuan yang berbeda dan dipantau
setiap minggu. Hasil-hasil menunjukkan bahwa terapi obat paling efektif di antara terapi tunggal,
terapi diet-obat merupakan terapi paling efektif di antara terapi kombinasi ganda, dan terapi
tri-kombinasi merupakan terapi terbaik dibanding terapi tunggal maupun terapi kombinasi ganda
dalam menurunkan skor PH. Didiskusikan keunggulan masing-masing jenis terapi, dan fungsi
neurotransmiter pada anak dengan GPPH