'Faculty of Computer Science, Sriwijaya University'
Doi
Abstract
TSS (Total suspended solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air berupa komponen biotik (fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi,dll), ataupun komponen abiotik (detritus dan partikel-partikel anorganik) yang masuk ke perairan melalui sungai menuju ke wilayah pesisir dan laut , dapat dilihat pengaruhnya secara langsung di perairan pesisir. Aktivitas manusia di hulu seperti illegal loging, pembuatan parit, transportasi, industri dan rumah tangga memberi sumbangan yang nyata terhadap peningkatan TSS di Muara Banyuasin. Penelitian analisis pola sebaran sedimen tersuspensi menggunakan teknik penginderaan jauh di perairan Muara Banyuasin telah dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Oktober 2013. Data Landsat ETM 7 dikaji untuk memetakan sebaran TSS di Perairan Muara Banyuasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran TSS insitu dan pendugaan, mengetahui algoritma TSS pendugaan yang sesuai di Muara Banyuasin dan mengaplikasikanya pada citra 31 Maret 2004, 29 Maret 2009 dan 24 Maret 2013. Pengolahan data citra landsat ETM 7 tanggal 9 April 2013 adalah untuk mengetahui pendugaan konsentrasi TSS dan mengolah data insitu yang diambil tepat saat perekaman citra. Konsentrasi TSS pendugaan diregresikan dengan data insitu. Hasil penelitian menunjukkan hasil dari regresi polynomial antara TSS pendugaan dan TSS insitu koefisien determinasi (R2) terbesar adalah 0,426 dihasilkan oleh algoritma Budhiman. berdasarkan data insitu menunjukkan konsentrasi TSS saat surut berkisar 40,33 mg/l-755,66 mg/l sedangkan saat pasang berkisar 113,44 mg/l-477,11 mg/l. Konsentrasi TSS pendugaan dalam kurun waktu 9 tahun (2004-2013) menunjukan bahwa terjadi peningkatan TSS di Muara Banyuasin