Pendahuluan.Penyakit infeksi masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian, khususnya pada anak-anak. Insidensi penyakit infeksi meningkat pada usia 1-5 tahun. Di Indonesia sendiri berdasarkan data Survei Kesehatan Nasional tahun 2005, 28% kematian anak masih disebabkan oleh infeksi yakni infeksi saluran pernafasan yang bersifat akut. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui penegakan diagnosis dan penatalaksanaan bronkopneumonia.Kasus.An. A didiagnosa Bronkopneumonia berdasarkan anamnesis adanya sesak, pemeriksaan fisik adanya sianosis, nafas cuping hidung dan retraksi dinding dada dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. Penatalaksanan non medikamentosa berupa pemberian air susu ibu melalui nasogastrik tube dan suction. Penatalaksanaan medikamentosa berupa antibiotik ampicilin dan gentamisin (intravena), paracetamol syrup, aminophilin drip dan dilakukan nebulisasi dengan ventolin per 12 jam. Simpulan.Telah ditegakkan diagnosis Bronkopneumonia pada pasien An.A, 5 bulan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan serta telah ditatalaksana dengan pemberian terapi nonmedikamentosa dan medikamentosa. [Medula Unila.2013;1(2):63-71