research

Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD

Abstract

Pendidikan dikatakan berhasil apabila hasil belajar mencapai nilai yang maksimal. Berpikir meliputi dua aspek utama yakni kritis dan kreatif.Berpikir terjadi dalam setiap aktivitas mental anak yang berfungsi untuk memformulasikan atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta mencari pemahaman.Kenyataan yang dijumpai dilapangan masih terdapat kesenjangan dalam pelaksanaannya, antara apa yang diharapkan kurikulum dengan pusat pembelajaran, yaitu siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan daya berpikir kritis siswa dalam belajar IPA. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi eksperiment) yaitu dengan kelompok One group desain. Instrumen yang telah tim susun berupa RPP, LKS, alat peraga, kisi-kisi soal, dan butir soal tes. Rpp yang telah dirancang untuk 3 kali pertemuan. Untuk setiap pertemuan instrumen yang dipakai adalah LKS, RPP dan alat peraga. Kegiatan pembelajaran mulai dilaksanakan pada bulan September- Oktober 2013. Data penelitian yang telah dikumpulkan berupa: data tes awal yaitu memberikan soal pretest ke siswa di SD penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan materi. Setelah melaksanakan pretest, langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan materi gaya magnet. Pertemuan yang dirancang sebanyak 3 kali pertemuan sesuai dengan materi yang telah direncanakan. Tahapan selanjutnya yang akan tim laksanakan adalah pengolahan data pretest dan postest untuk mengetahui bagaimana hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan. Pengolahan nilai pretest dan postest untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa SD dan bagaimana peningkatan berpikir kritis siswa SD. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan model PBL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kata kunci: Berpikir Kritis, Model Problem Based Learning (PBL) Pendahuluan Hasil belajar merupakan hal penting yang dijadikan tujuan utama dalam tujuan akhir pendidikan.Pendidikan dikatakan berhasil apabila hasil belajar mencapai nilai yang maksimal.Berpikir meliputi dua aspek utama yakni kritis dan kreatif. Berpikir terjadi dalam setiap aktivitas mental anak yang berfungsi untuk memformulasikan atau menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta mencari pemahaman. Melalui berpikirlah anak mampu memperoleh makna atau pemahaman tentang setiap hal yang dihadapinya dalam kehidupan.Kenyataan yang dijumpai dilapangan masih terdapat kesenjangan dalam pelaksanaannya, antara apa yang diharapkan kurikulum dengan pusat pembelajaran, yaitu siswa. Guru memberi penjelasan mengenai materi sejelas jelasnya dengan harapan siswa dapat memahami materi yang disampaikan (Siswa dapat menghafal semua materi) sesuai dengan semua redaksi yang ada di buku refrensi. Berdasarkan pengamatan di beberapa sekolah dilihat bahwa keaktifan peserta didik ketika mengikuti pembelajaran juga masih rendah atau kurang termotivasi dan kebanyakan peserta didik yang aktif adalah peserta didik yang tingkat kecerdasan intelektual tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa belum dapat berfikir secara kritis dalam proses pembelajaran sehingga kebanyakan siswa di kelas ini menjadi pasif dan mendapat hasil belajar yang rendah

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions

    Last time updated on 28/11/2017