Persimpangan merupakan suatu bagian jalan yang menjadi pusat terjadinya titik konflik dari berbagai pergerakan arus lalu lintas. Persimpangan 17 Agustus – Babe Palar di kota Manado yang merupakan pertemuan empat ruas jalan memiliki kondisi fisik/geometrik jalan yang berbeda dengan simpangan pada umumnya yaitu simpang tiga ganda (senjang) dengan pengaturan satu siklus yang sama, mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan-jalan persimpangan tersebut. Karena adanya jarak antar pendekat simpang yang cukup panjang, sehingga kendaraan yang melintasi pendekat tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk keluar dari persimpangan. Selain itu antrian panjang sering terjadi pada pendekat-pendekat dipersimpangan ini. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran awal untuk mengambil data geometrik dan waktu siklus. Data volume arus lalu lintas diambil selama 3 hari yaitu hari selasa, jumat dan sabtu pada tanggal 11, 14 dan 15 November 2014 dari jam 06.00 – 18.00 WITA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja simpang pada kondisi eksisting dan juga pada kondisi desain. Kemudian membandingkan kinerja pada kondisi eksisting dan kinerja pada kondisi desain. Metode yang digunakan untuk menganalisa kinerja simpang adalah MKJI 1997. Jam-jam sibuk semua pendekat adalah terjadi dari jam 08.30 sampai dengan jam 17.00 ditandai dengan derajat kejenuhan rata-rata simpang diantara 0.70 sampai 0,80, panjang antrian berkisar antara 60 meter sampai dengan 80 meter serta tundaan 60 smp/detik sampai dengan 75 smp/detik. Pengurangan waktu siklus dari 152 detik menjadi 115 detik, tidak menyebabkan kenaikan derajat kejenuhan simpang secara signifikan yaitu, dari derajat kejenuhan rata-rata = 0,71 menjadi derajat kejenuhan rata-rata = 0,73 (kenaikan sebesar 0,026), tetapi terjadi pengurangan panjang antrian rata-rata simpang sebesar 16 meter dan pengurangan tundaan simpang rata-rata sebesar 13,3 detik/smp