research

Identitas Etnik Dalam Komunikasi Politik

Abstract

Identifikasi identitas etnik yang lazim dilakukan pada masyarakat multietnik senantiasa diarahkanpada situasi dan konteks di mana seseorang berada. Dalam konteks politik, terutama pada lembagaseperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), identifikasi identitas etnik menjadi hal pentingdalam aktifitas politik. Identitas etnik adalah sesuatu yang problematik ketika dihadapkan dengankomunikasi politik, terutama dalam sistem pemilu yang demokratis. Hal tersebut bisa menjadi pembedaatau ko-identifikasi bagi pihak-pihak yang menggunakannya untuk tujuan meraih dukungan politik.Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan dramaturgi dan etniksituasional. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, pengamatandan studi dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa atribut artifisial komunikasi politik anggotaDPRD Palu seperti pakaian yang digunakan, gaya hidup, kendaraan yang dimiliki dan gaya berkomunikasimerupakan bentuk pengelolaan kesan (impression management) dalam panggung politik. Sementarasimbol-simbol identitas etnik yang ditemukan dalam komunikasi politik adalah, klan sebagai identitas,bahasa daerah, logat dan adat istiadat. Beragam simbol tersebut kemudian melahirkan stigma pendatangdan asli sebagai bentuk pembeda dan ko-identifikasi identitas etnik. Istilah pendatang disematkan padaorang yang tidak memiliki ikatan genealogis, perkawinan, tempat lahir dan hubungan erat dengan tokohberetnis Kaili. Etnik pendatang lalu mengkonstruksi identitas baru yang mereka sebut sebagai “orangPalu”. Penggunaan beragam identitas tersebut juga dilakukan sesuai konteks dan waktu yang dianggapdapat memberikan keuntungan politik, penerimaan sosial dan budaya

    Similar works