research

Pemungutan Brazilin Dari Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L) Dengan Metode Maserasi Dan Aplikasinya Untuk Pewarnaan Kain

Abstract

Pembuatan zat warna alami dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol dan aquades, variasi volume pelarut yang digunakan 75, 150, dan 250 ml. Variasi waktu perendaman 6, 12, 24, dan 48 jam. Serbuk zat warna alami Brazilin dianalisis dengan FTIR dan diaplikasikan pada kain. Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu ekstraksi dan volume pelarut yang digunakan, maka rendemen yang dihasilkan semakin banyak. Rendemen serbuk Brazilin maksimal sebesar 6,316% pada waktu ekstraksi 48 jam menggunakan volume pelarut etanol 250 ml. Gugus fungsi Brazilin memiliki ikatan tertentu diantaranya C-H, O-H, C-O, C=O, C=C alkena. Adanya gugus fungsi –OH menunjukkan adanya senyawa Brazilin. Serbuk Brazilin diaplikasikan pada kain dengan teknik celup, zat pengikat seperti tawas, kapur, dan tunjung mempengaruhi kenampakan warna yang dihasilkan pada kain.Kata kunci : zat warna, ekstraksi, maserasi, Brazilin, teknik celup. A production of natural dyes can be done by maceration method with using ethanol solvent and distilled water (aquadest), variations of solvent volumes which used were 75, 150, and 250 ml. Soaking times variations were 6, 12, 24, and 48 hours. Brazilin natural dye powder was analyzed by FTIR and applied to industry. The research results showed the longer of the extraction time and the volume of the used solvents, resulted in the higher yield. Yield of Brazilin powder maximum was 6.316% on the extraction time during 48 hours with using ethanol solvent of 250 ml. Functional groups of Brazilin have specific bond among CH, OH, CO, C = O, C = C alkenes. The existence of the functional groups -OH indicates the Brazilin compound. Brazilin powder was applied to industry with dye techniques, binding agents such as alum, lime, and lotus (tunjung) which affected the appearance of the fabric color

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image