research

DETERMINAN FAKTOR REMAJA MEROKOK STUDI KASUS DI SMPN 27 SEMARANG

Abstract

Indonesia menjadi negara terbesar ketiga pengguna rokok di dunia, lebih 70% anak terpapar asap rokok dan menanggung resiko terkena berbagai penyakit akibat asap rokok.Prevalensi penyakit jantung koroner yang terdiagnosis dokter pada usia lebih dari 15 tahun di Indonesia mencapai 1,5% dan untuk prevalensi PPOK telah mencapai 3,7%. Menurut Riskesdas Jateng 2013 jumlah perokok umur 10-14 tahun setiap harinya sebesar 0,5% dan jumlah perokok umur 15-19 tahun setiap hari sebesar 11,2%. Di Kota Semarang, mulai merokok pertama kali pada saat umur 10-14 tahun sebesar 18,0% dan 15-19 tahun sebesar 53,9%. Tujuan dari penelitian untukmendeskripsikan dan menganalisis determinan faktor remaja merokok di SMPN 27 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan penggalian informasi secara kualitatif dengan metode wawancara dan pendekatan cross-sectional.Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dan panduan wawancara. Sampel penelitian ini sebanyak 57 responden dengan teknik sampling jenuh untuk kuantitatif dan 3 informan triangulasi dengan purposive sampling untuk kualitatif. Analisis data yang digunakan uji chi-square untuk analisis bivariat dengan taraf signifikasi 95%.Sebesar 80,7% responden sudah menjadi perokok sedang, sedangkan 19,3% responden masih menjadi perokok ringan. Analisis bivariat tidak ada hubungan antara umur (p=0,051), pendidikan orang tua responden (p=1,000), uang saku (p=0,183), pengetahuan (p=0318), konformitas remaja (p=0,296), keterjangkauan rokok (p=0,742), keikutsertaan ekstrakurikuler (p=0,482) danregulasi tentang rokok di sekolah (p=0,462) denganpraktik merokok siswa, serta ada hubungan antara sikap (p=0,03) dengan praktik merokok siswa. Sekolah dapatmemberikan informasi secara rutin setiap 1 semester 2 kali pembahasan mengenai praktik merokok dan bahaya merokok. Kata Kunci: Determinan, remaja,praktik meroko

    Similar works