Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Surabaya
Abstract
Keselamatan kerja merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan. PT. X
adalah sebuah industri pembuatan cat dalam hal ini untuk cat tembok, genteng, dan cat poster. Dari
pengamatan yang dilakukan, pada divisi pengolahan cat misalnya, pekerja di mesin pasta seharusnya
memakai sarung tangan berbahan kulit yang mampu menahan panas, karena mesin pasta
menghasilkan panas yang tinggi sekali, namun yang terlihat adalah para pekerja tidak menggunakan
sarung tangan atau alat pelindung diri lainnya. Dalam divisi warehouse masalah yang terlihat adalah
pekerja tidak menggunakan sepatu, padahal seharusnya pekerja menggunakan sepatu untuk
meminimalkan cedera apabila kakinya kejatuhan galon dan dus. Untuk memberi usulan perbaikan
untuk meminimasi kecelakaan kerja dan mengetahui kesadaran pekerja akan pentingnya alat
perlingan diri, maka dilakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil wawancara
dengan pihak perusahaan, baik pekerja maupun pihak manajemen, semua pekerja berpotensi
mengalami kemungkinan untuk mengalami sesak nafas karena menghirup debu (partikel) yang
dihasilkan dari bahan-bahan utama pembuatan cat. Karena adanya resiko ini, sedianya para pekerja
memiliki kesadaran untuk memakai Alat Perlindungan Diri (APD) yang telah disediakan oleh
perusahaan. Hasil dari kuesioner yang disebarkan untuk mengetahui tingkat kesadaran pekerja untuk
memakai APD kemudian dipetakan ke dalam 4 kuadran sebagai berikut: Kuadran I (tahu-mau)
sebanyak 15 orang, Kuadran II (tidak tahu-mau)sebanyak 10 orang, Kuadran III (tidak tahu-tidak
mau) 3 orang, Kuadran IV (tahu-tidak mau) 32 orang. Dengan pemetaan ini, dapat dilakukan
evaluasi kondisi pekerja dan nantinya dikaitkan dengan strategi perusahaan berhubungan dengan
penerapan berbagai kebijakan, misalnya mekanisme reward-punishment, pemberian santunan, dll.
Dari hasil pengamatan, terlihat pekerja enggan memakai APD dikarenakan mereka merasa terbiasa
dan merasa kondisi kerjanya tidak berbahaya. Ini ditunjang dengan hasil pemetaan, dimana kuadran
ke 4 terdiri dari 32 responden yang menyatakan tahu bahwa ada APD tapi tidak mau
menggunakannya. Selanjutnya perusahaan dapat menyusun strategi terkait dengan isu keselamatan
kerja di perusahaannya