Limbah Cair Kelapa Sawit (Palm Oil Mill Effluent-POME) merupakan limbah hasil pemrosesan
buah kelapa sawit mentah (Fresh Fruit Bunch) menjadi Crude Palm Oil (CPO). Dari 1 ton FFB
akan dihasilkan 0.2 ton CPO dan 0.6 ton POME serta sisanya limbah padat. Dengan kandungan
COD 50.000 ppm dan BOD 25.000 ppm, maka limbah POME ini merupakan limbah berbaya yang
memerlukan penanganan sebelum dibuang ke lingkungan. Selain kandunagn COD dan BOD yang
tinggi, limbah POME masih mengandung nutrisi tinggi yaitu Nitrogen, Phosphor dan Kalium
yang dapat digunakan sebagai nutrisi untuk tanaman termasuk mikroalga. Penanganan yang
selama ini dilakukan adalah dengan menggunakan kolam facultative anaerob di mana limbah
POME diaerasi dalam sehingga kandungan COD akan turun. Namun demikian, metode ini masih
menjadi persoalan saat aerasi gas CH4 dan CO2 terlepas ke udara sehingga POME menjadi
sumber pencemaran gas rumah kaca. Diperkirakan 1 ton POME dapat menghasilkan 12.36 kg
gas CH4 dan 6.4 kg gas CO2. Sehingga diperlukan suatu metode pengolahan dan pemanfaatan
limbah cair kalapa sawit ini untuk menurunkan kandungan COD sekaligus mengurangi emisi gas
rumah kaca yang dihasilkan. Pada karya unggulan ini, akan ditampilkan metode pengolahan
limbah POME dengan memanfaatkan mikroalga. Limbah cair kelapa sawit dengan kandungan
COD tinggi difermentasi secara anaerob dalam biodigester untuk menghasilkan biogas dimana 1
ton POME akan dihasilkan 28 m3 biogas. Selanjutnya sisa limbah yang telah difermentasi
digunakan sebagai media tumbuh mikroalga karena masih mengandung nutrisi (N,P dan K)
tinggi. Untuk tumbuh, mikroalga dalam open pond dialiri biogas sebagai sumber carbon untuk
fotosintesis. Mikroalga setelah 1-2 minggu dapat meghasilkan biomasa dengan kandungan
protein, lipid maupun karbohidrat tergantung pada jenis mikroalganya. Biomasa ini dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energy listrik maupun memasak.
Kata Kunci : Mikroalga, Spirulina, Biorefiney, Energi, Paka