Autistic children are often isolated by the environment in which they grow. It might be due to
environmental and the community ignorance that children with autism can grow independently. Sarwahita
Autistic Learning House (RBAS) in Denpasar, Bali has been conducting learning activities and skills training
for autistic children aged 3-17 years since 2004. Some of the children graduated from RBAS have even
reached the state universities and vocational schools. Types of skills taught include: embroidery, playing
music, making cakes, crafts and painting. These types of skills are taught to train fine motor and social
intelligence of children. Regarding painting learning, RBAS does not yet have a teacher or a trainer based
on the science of art. For this reason, PKM (Community Partnership Program) is very urgent and relevant
for students as well as teachers in RBAS. The aim is to train children and teachers about: the basics of
painting (colors and techniques), visual forms of images (object drawing exercises) and expressions of t-shirt
painting. T-shirt media selection is intended to give added value to the final result, which in addition can be
owned and can also be used by students and teachers. The learning process and painting skills class will end
with an exhibition aimed at a wide audience. In addition to appreciation, the exhibition is also expected to
have an economic impact, because the art of painting on T-shirts can later be sold. This effort is intended as
a space to advocate to the community that autistic children can grow independently and creatively.
Keywords: Autistic Children, Sarwahita Autistic Learning House, T-shirt painting media.
Anak autistik seringkali diisolasi oleh lingkungan tempat mereka tumbuh. Boleh jadi hal
tersebut disebabkan faktor ketidaktahuan lingkungan dan masyakarat bahwa anak berspektrum
autistik dapat tumbuh mandiri. Rumah Belajar Autis Sarwahita (RBAS), Denpasar, Bali telah sejak
2004 melakukan kegiatan pembelajaran dan pelatihan keterampilan untuk anak autistik berusia 317
tahun. Beberapa anak-anak lulusan RBAS bahkan telah ada yang sampai masuk perguruan
tinggi negeri, dan juga sekolah kejuruan. Macam keterampilan yang diajarkan di antaranya:
menyulam, main musik, membuat kue, prakarya dan melukis. Berbagai jenis keterampilan ini
diajarkan untuk melatih motorik halus dan kecerdasan sosial anak. Terkait pembelajaran seni lukis,
di RBAS belum mempunyai guru atau pelatih berbasis keilmuan seni rupa. Untuk itu Program
Kemitraan Masyarakat (PKM) ini menjadi sangat mendesak sekaligus relevan untuk anak-anak
peserta didik juga kepada guru-guru di RBAS. Tujuannya untuk melatih anak dan guru-guru
tentang: dasar-dasar seni lukis (warna dan teknik), bentuk-bentuk visual gambar (latihan gambar
objek) dan seni lukis ekspresi bermedia kaos. Pemilihan media kaos dimaksudkan untuk memberi
nilai tambah pada hasil akhir, yakni selain bisa dimiliki, juga bisa dipakai oleh peserta didik dan
guru-guru. Proses pembelajaran dan keterampilan seni lukis ini akan diakhiri dengan pameran yang
ditujukan kepada khalayak luas. Pameran selain untuk apresiasi juga diharapkan memiliki dampak
ekonomi, karena karya seni lukis pada baju kaos nantinya dapat dijual. Upaya ini dimaksudkan
sebagai ruang sosialisasi kepada masyarakat, bahwa anak autistik dapat tumbuh mandiri dan
kreatif.
Kata kunci : Anak autistik, Rumah Belajar Autistik Sarwahita, Seni lukis media kaos