ESTETIKA DAN MAKNA BUSANA POLENG PEMANGKU DI PURA AGUNG PETILAN KESIMAN, DENPASAR

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam bagaimana estetika busana poleng pemangku di Pura Agung Petilan Kesiman, Denpasar yang memiliki aspek keindahan. Di samping itu juga untuk mengetahui makna kain poleng pada busana pemangku. Lokasi penelitan di Desa Pakraman Kesiman tepatnya di Pura Agung Petilan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori estetika dengan memperhatikan enam prinsip desain yaitu irama, kesatuan, keseimbangan, kesederhanaan, proporsi, dan dominasi. Di samping itu juga digunakan teori semiotika kode untuk menjelaskan makna dalam busana poleng pemangku di Pura Agung Petilan Kesiman, Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, estetika yang berkembang, baik dalam jiwa maupun ide yaitu terdiri atas kekuatan, kewibawaan, keagungan, kesucian, dan keberanian. Kemudian dianalisis dengan prinsip desain yang terdiri atas irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan dan proporsi. Pada pemaknaan busana poleng pada pemangku pengluran ini dipaparkan berdasarkan pemaknaan dari pihak pelaku dan penikmat. Makna busana poleng pemangku pada upacara Pengrebongan di Pura Agung Petilan Kesiman, Denpasar dibahas menggunakan elemen busana keenam pemangku secara satu persatu melalui kode yang terkandung di dalamnya. Simpulan penelitian ini dari aspek estetika secara keseluruhan, busana poleng pemangku sudah memenuhi prinsip desain pembentuk estetika. Secara kesatuan unsur desain telah menyatu tidak terpisahkan. Di pihak lain pemaknaan dari sudut pandang penikmat adalah busana poleng dapat dimaknai sebagai kekuatan, kewibawaan, keagungan, kesucian, dan keberanian pemangku pengluran pada upacara Pengrebongan. Selain itu juga busana poleng dapat menjadi penentu kesuksesan upacara Pengrebongan. Kata kunci: poleng, Pengrebongan, estetika, makn

    Similar works