Komunikasi dengan menggunakan SMS (Short Messages Service) menjadi salah satu
cara berkomunikasi yang banyak digunakan masyarakat dengan berbagai macam alasan.
Beberapa alasan penutur dan petutur yang lebih memilih menggunakan SMS tersebut
antara lain untuk menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Ada juga faktor yang bersifat
lebih subjektif seperti menghindari pembicaraan langsung dengan lawan bicaranya
karena ada faktor yang melatarbelakanginya, seperti perasaan malu, takut, sehingga
lebih memilih menggunakan SMS daripada langsung berbicara dengan yang
bersangkutan. Penggunaan SMS sebagai alat komunikasi ini dapat dikaji dalam sebuah
kajian sosiolinguistik di mana dalam suatu komunikasi, terdapat elemen-elemen yang
mempengaruhi baik secara langsung ataupun tidak terhadap penutur dan petuturnya.
Elemen-elemen tersebut seperti setting and scene, participants,ends, act sequences, key
(tone or spirit of act), instrument, norms dan genre. Dari beberapa elemen tersebut
elemen participants, setting dan topic adalah elemen yang paling sering dibahas.
Participants yang dalam hal ini adalah penutur dan petutur memiliki banyak ragam latar
belakang sehingga banyak faktor yang mempengaruhi mereka dalam berkomunikasi
seperti faktor usia, latar belakang pendidikan, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
Bridging atau ungkapan awal sebagai penghubung komunikasi yang digunakan oleh
penutur dan petutur dibentuk sebagai alat pagar kesantunan. Penggunaan bridging ini
dapat memunculkan mutual understanding antara penutur dan petutur baik dari topik
yang dibicarakan dan ekpektasi dari hasil pembicaraan