Latar Belakang: Pitiriasis versikolor merupakan infeksi jamur superfisial pada
kulit yang disebabkan oleh jamur Malassezia sp. Saat ini penggunaan antifungal
topikal masih menjadi terapi lini pertama. Menurut Danish Society of
Dermatology antifungal golongan azol yaitu ketokonazol dan mikonazol menjadi
rekomendasi untuk pengobatan topikal pitiriasis versikolor. Uji sensitivitas secara
berkala diperlukan untuk mengetahui sensitivitas obat antijamur.
Tujuan: Menganalisis perbedaan sensitivitas jamur Malassezia sp. terhadap
ketokonazol dan mikonazol secara in vitro.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional
design dilaksanakan di Rumah Sakit Nasional Diponegoro. Didapatkan 20 subjek,
namun hanya 16 subjek yang memenuhi kriteri inklusi: pasien pitiriasis versikolor
berusia 16-64 tahun, tidak sedang mengonsumsi obat antijamur, dan diagnosis
pitiriasis versikolor positif. Sampel dilakukan scrapping lesi dan ditemukan
spagghetti and meatball pada mikroskop kemudian dikultur. Hanya 10 sampel
positif kultur, sehingga 6 dari 10 sampel yang tumbuh dipilih secara acak
kemudian dilakukan subkultur. Sampel yang tumbuh kemudian dilakukan uji
sensitivitas terhadap ketokonazol dan mikonazol. Perbedaan sensitivitas dianalisis
menggunakan uji chi square (uji x2).
Hasil: Berdasarkan statistik perbedaan sensitivitas ketokonazol dan mikonazol
menunjukan hasil yang signifikan (P=0,001), dimana 16 sampel sensitif
ketokonazol, sedangkan mikonazol didapatkan resisten 10 sampel dan 6 sampel
intermediet.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada sensitivitas jamur Mallasezia
sp. terhadap ketokonazol dan mikonazol secara in vitro.
Kata Kunci: Pitiriasis versikolor, sensitivitas, disc diffusion, Ketokonazol, Mikonazol, Malassezia sp