Kecelakaan bus dapat dipengaruhi oleh tindakan berbahaya dari manusia beberapa hal dari kurangnya pengetahuan, tidak mengemudi dengan baik, sehingga membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Data kecelakaan Polrestabes Kota Semarang menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas bus terjadi di tahun 2010 sampai 2014 kecelakaan terbanyak terjadi pada tahun 2012 sebanyak 65 kasus kecelakaan. Peningkatan 40 % per tahunnya. bus membawa risiko kecelakaan lebih tinggi karena membawa penumpang yang lebih banyak dibanding kendaraan lainnya. Penelitian ini merupakan jenis explanatory study, sedangkan untuk pengolahan data dengan menggunakan pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah supir bus besar di Terminal Terboyo Semarang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan pembagian kuesioner. Hasil uji normalitas dengan Sapiro-Wilk diperoleh P value > 0,05 berdistribusi normal. Sehingga menggunakan uji Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan umur 30-68 tahun, dan pendidikan responden yang paling banyak adalah SMA, tingkat pengetahuan responden baik 58,3 %, sikap responden sudah baik 50 %, dan pernah mengalami kecelakaan 58,3 %, perilaku teman kategori negatif 58,3 %, perilaku teman sangat berpengaruh 63,9 % terhadap teman kerja lainnya, dan ketertiban supir memiliki nilai 47,2 %, dan melakukan tindakan tidak aman 50 %. Hal ini dipengaruhi beberapa hal termasuk lemahnya tingkat manajemen perusahaan yang kurang memperhatikan karyawan dalam pengaturan waktu jarak tempuh laju kendaraan, dan tuntutan pekerjaan yang terlalu tinggi, dan kurangnya pengawasan dari supervisor. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan tidak aman. Perlu dilakukan peningkatan sikap supir bus terhadap berkendara sambil merokok, mengkonsumsi minuman keras dan mengemudi dengan kecepatan tinggi