Pelabuhan memiliki peranan sangat penting bagi terwujudnya tujuan MP3EI. Disisi lain, bila MP3EI dapat diimplementasikan dengan baik, maka implikasinya adalah pertumbuhan lalu lintas barang melalui pelabuhan menjadi lebih tinggi sesuai dengan berkembangnya aktivitas ekonomi wilayah. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji perkembangan ekonomi regional Sulawesi Selatan dan dampaknya pada pengembangan Pelabuhan Makassar, (2) menganalisis kebutuhan fasilitas Pelabuhan serta (3) menganalisis kebijakan dan strategi pengembangan Pelabuhan Makassar. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Location Quotient (LQ), analisis time series, analisis kebutuhan dan analisis AHP. Jenis dan sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk penentuan lokasi maupun responden
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor basis dengan nilai LQ > 1 yang ada di kawasan hinterland Pelabuhan Makassar, yaitu sektor Pertanian, subsektor Pertambangan bukan migas, listrik dan air bersih, sedangkan sektor non basis dengan nilai LQ < 1 yaitu sektor Bangunan/konstruksi, subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, sektor Kehutanan, Industri pengolahan, peternakan, sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, sektor Pengangkutan dan komunikasi dan sektor Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan. Dengan kondisi perekonomian regional maka pengembangan Pelabuhan Makassar perlu mengantisipasi perubahan sesuai dengan perkembangan sektor-sektor tersebut.
Kebutuhan pengembangan fasilitas dan peralatan Pelabuhan Makassar dalam menunjang sektor basis dan non basis berdasarkan skenario moderat, pada tahun 2016 diproyeksikan BOR akan mencapai 60.94%, sehingga diperlukan penambahan dermaga sebanyak 1 unit dan penambahan Container Crane (CC) sebanyak 2 buah. Dengan demikian pada tahun 2019 jumlah peralatan yang dibutuhkan adalah 7 unit CC, 14 unit TT, dan 26 Headtruck. Luas lapangan penumpukan yang ada saat ini seluas 170.000 m2 tidak mencukupi kebutuhan tahun 2016 sebesar 175.126 m2 karena diprediksikan arus peti kemas yang masuk ke Pelabuhan Makassar mencapai 913.158 TEUs sehingga pada tahun 2016 dibutuhkan penambahan lapangan penumpukan seluas 5.126 m2 dan 47.895 m2 pada tahun 2021.
Prioritas utama kebijakan pengembangan Pelabuhan Makasar adalah fasilitas pokok wilayah daratan dengan nilai 55%. Fasilitas yang menjadi prioritas utama adalah lapangan penumpukan lini satu dengan nilai 65,5% karena arus barang pada Pelabuhan Makassar sudah tinggi sehingga perlu untuk penambahan lapangan penumpukan agar dapat menampung laju arus petikemas serta barang ekspor dan impor dari sektor basis dan non basis di wilayah Makassar