Motivasi dan Kinerja Guru Sekolah Dasar Desa Terpencil di Kabupaten Banjar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui motivasi para guru SD wilayah terpencil dalam bekerja di wilayah kerjanya yang terpencil, dan (2) mengetahui kinerja para guru desa terpencil dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru. Penelitian menggunakan metode kualitatif yang berorientasi pada studi naturalistik-fenomenologis. Metode ini digunakan untuk meneliti kondisi/objek secara alamiah (natural setting). Penelitian dilakukan sejak bulan Maret hingga Mei 2012, Subjeknya adalah guru SD yang mengabdi di wilayah terpencil Kabupaten Banjar dengan menentukan informan kunci (key person) yang dipilih secara purposive dan dilakukan snow ball untuk melacak akurasi informasi data yang terkumpul. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan panduan observasi, panduan wawancara dan panduan dokumentasi sebagai instrument pengumpulan data. Keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, triangulasi, dan member checks. Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan para guru di wilayah terpencil Kabupaten Banjar sebagian besar karena penempatan pemerintah pada saat menjadi CPNS. Beberapa adalah putra daerah yang mengawali karirnya sebagai guru honor/bantu/bakti dan penempatan pemerintah pusat pada saat adanya program transmigrasi. 1. Ada beberapa hal yang memotivasi mereka untuk bekerja di wilayah terpencil : (1) sebagai bentuk pengabdian dan tanggung jawab sebagai seorang guru, (2) kesadaran akan minimnya tenaga pengajar, (3) keinginan untuk memajukan wilayah, dan (4) peluang untuk menambah penghasilan dengan memanfaatkan potensi wilayah. Namun jarak tempuh yang jauh, tingginya biaya transportasi, serta kondisi cuaca membuat motivasi mereka dalam bekerja menjadi menurun dan rendah. 2. Kinerja para guru yang bekerja di wilayah terpencil Kabupaten Banjar kurang maksimal karena dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya (1) tingginya tingkat kesulitan dari kondisi geografis wilayah (2) minimnya akses transportasi dan komunikasi, dan (3) kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image