research

Pengaruh Metode Latihan dan Koordinasi terhadap Hasil Smash Backcourt Bagi Atlet Klub Bola Voli Yunior Putra D.I Yogyakarta

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh antara metode latihan sederhana dan metode latihan kompleks terhadap hasil smash backcourt atlet bola voli yunior putra, (2) pengaruh antara koordinasi tinggi dan koordinasi rendah terhadap hasil smash backcourt atlet bola voli yunior putra, (3) interaksi antara metode latihan dan koordinasi terhadap hasil smash backcourt atlet bola voli yunior putra. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2, dengan tes awal dan tes akhir pada empat kelompok yang diberi perlakuan dua metode. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Klub Bola Voli yunior putra Yuso Sleman dan atlet Klub bola voli yunior putra Yuso Gunadarma. Sampel penelitian berjumlah 20 atlet, ditentukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes koordinasi mata-tangan untuk mengukur tingkat koordinasi atlet, yang mempunyai validitas sebesar 0.820 dan reliabilitas sebesar 0.897. Instrumen untuk mengukur hasil smash backcourt atlet menggunakan modifikasi test smash Laveage yang mempunyai validitas sebesar 0.895 dan reliabilitas sebesar 0,904. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Varian (ANAVA) dua jalur yang dilanjutkan dengan uji rentang Newman Keuls pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan sederhana dan metode latihan kompleks terhadap hasil smash backcourt, terbukti dari nilai p = 0,035 < 0,05, (2) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara atlet yang mempunyai koordinasi tinggi dan koordinasi rendah terhadap hasil smash backcourt, terbukti dari nilai p = 0,000 < 0,05, (3) terdapat interaksi antara metode latihan dan koordinasi terhadap hasil smash backcourt, terbukti dari nilai p = 0,000 < 0,05. Kelompok atlet yang mempunyai koordinasi tinggi lebih tepat dilatih dengan metode latihan kompleks, sedangkan kelompok atlet yang mempunyai koordinasi rendah lebih tepat dilatih dengan metode sederhana

    Similar works