research

KAJIAN TERJEMAHAN VERBA SAY PADA TUTURAN LANGSUNG DALAM TIGA VERSI TERJEMAHAN NOVEL THE OLD MAN AND THE SEA (Sebuah Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik)

Abstract

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui jenis padanan yang dipilih oleh masingmasing penerjemah untuk kata kerja say yang terdapat pada tuturan langsung dalam novel The Old Man and the Sea, 2) untuk mendeskripsikan teknik penerjemahan yang digunakan oleh masing-masing penerjemah tersebut untuk mewujudkan padanan dari kata kerja say yang terdapat pada tuturan langsung dalam novel The Old Man and the Sea, 3) untuk mengetahui tingkat kesepadanan makna ilokusi kata kerja say tersebut dengan makna ilokusi pada reported clause-nya apabila penerjemah memilih padanan pragmatik, 4) untuk mengetahui tingkat kekonsistenan masing-masing penerjemah dalam menggunakan padanan pragmatik dan teknik ekplisitasi dalam menerjemahkan kata kerja say yang terdapat pada tuturan langsung dalam novel The Old Man and the Sea dan 5) untuk mendeskripsikan dampak dari padanan dan teknik penerjemahan yang digunakan masingmasing penerjemah pada kualitas terjemahan mereka. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan designnya berupa studi kasus ganda. Datanya berupa verba say yang bersumber pada novel The Old Man and the Sea dan tiga versi terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Data tentang kualitas terjemahan bersumber dari rater. Data tersebut dicuplik dengan teknik analisis dokumen, kuesionar FGD dan dianalisis dengan menerapkan teknik analisa data dari Spradley yang terdiri atas analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan analisis tema budaya. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum digunakan dua jenis padanan, yaitu padanan gramatikal dan padanan pragmatik dan dua jenis teknik penerjemahan, yaitu teknik padanan mapan dan teknik ekplisitasi. Meskipun padanan pragmatik dan teknik ekplisitasi tidak secara konsisten diterapkan, penerapannya berdampak positif pada kualitas terjemahan. Kasus yang sama juga terjadi ketika padanan gramatikal dan teknik padanan mapan diterapkan. Hal itu menunjukkan bahwa penerapan kedua jenis padanan dan kedua jenis teknik penerjemahan tersebut merupakan persoalan pilihan bagi pembaca sasaran. Sebaliknya, ketiadaan padanan dan penerapkan teknik penghilangan berpengaruh negatif pada kualitas terjemahan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan penerjemah sangat berpengaruh pada cara mereka menerjemahkan verba say tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan bahwa dalam menerjemahkan kata kerja say pada tuturan langsung sebaiknya diterapkan teknik eksplitasi karena melalui cara itu terjemahan akan lebih variatif dan dapat dipahami dengan mudah.Penelitianini hanya terfokus pada terjemahan kata kerja say. Penulis menyarankan perlunya dilakukan penelitian lanjutan perihal tuturan-tuturan yang implicit pada tataran-tataran yang lebih tinggi dengan tetap menggunakan pendekatan pragmatik. Kata kunci : padanan gramatikal, padanan pragmatik, teknik penerjemahan, kualitas terjemaha

    Similar works