ABSTRAK
Penilaian didalam pemilihan perbaikan dalam prioritas pada kinerja di IKM XYZ
menggunakan metode supply chain operations reference (SCOR) 12.0, tetapi
menggunakan metode supply chain operations reference (SCOR) 12.0 saja tidak
dapat memastikan prioritas yang didahulukan itu pantas untuk perbaikan SCM
pada IKM XYZ, maka dari itu muncul pembobotan untuk memastikan hasil dari
perbaikan dengan, menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
dapat diketahui bahwa bobot dari AHP untuk level 1 yang dimana terdapat plan
dengan bobot 0,41, source dengan bobot 0,21, make dengan bobot 0,13 dan hasil
total bobot level 1 adalah 1, sedangkan pada level 2 yaitu terdapat responsiveness
yang nilai bobot nya sama dengan level 1, dikarenakan tidak ada peerbandingan
untuk kategori level 2 ini maka penelitian ini berfokus terhadap responsiveness,
lalu pada level 3 terdapat schedule production ativites cyle time yang dimana bobot
nya sebesar 0,41, dilanjut dengan issue material cylcle time dengan bobot sebesar
0,21, produce and test cycle time mempunyai bobot sebesar 0,24, package cycle
time nilai bobot sebesar 0,08, stage finished product cycle time bobot sebesar 0,03,
dan untuk release finished product to deliver cycle time sebesar 0,02, jumlah akhir
dari setiap pembobotan menggunakan AHP dari level 1,2 dan 3 adalah 1, setelah
nilai bobot diketahui maka nilai tersebut jumlahkan dengan rata-rat nilai yang
menghasilkan nilai SCOR sebesar 2,725. Yang berarti nilai tersebut dengan
menggunakan sonrm de boer yang berarti poor atau sangat buruk untuk nilai
kerja SCM pada IKM XYZ.
Kata Kunci : supply chain operations reference (SCOR) 12.0, IKM XYZ, Analytical
Hierarchy Process (AHP