Mentimun (Cucumis sativus L.) termasuk salah satu tanaman yang memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan manusia dan dari segi ekonomi dapat meningkatkan
pendapatan petani sehingga tanaman mentimun banyak dibudidayakan oleh para
petani. Mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi berbagai kondisi lingkungan.
Produksi mentimun yang berfluktuasi dan cenderung rendah akan mengakibatkan
kebutuhan dalam negeri dan ekspor belum dapat terpenuhi dengan maksimal. Salah
satu permasalahan yang dapat menurunkan produksi mentimun ialah gulma.
Keberadaan gulma ini tidak dikehendaki manusia karena dapat menimbulkan
persaingan antara mentimun dengan gulma dalam hal memperebutkan unsur hara,
air, cahaya matahari dan lain sebagainya sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil produksi mentimun. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengendalian gulma yang tepat terhadap berbagai perlakuan untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Hipotesis pada
penelitian ini adalah pengendalian gulma dengan mulsa hitam perak ditambah
penyiangan manual 21 HST dapat menekan pertumbuhan gulma, serta dapat
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.)
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Agustus 2023 di
Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini ialah cangkul, meteran, gembor, timbangan analitik,
penggaris, kertas label, alat tulis, oven, knapsack sprayer dan kamera digital. Bahan
yang digunakan ialah benih mentimun varietas Hercules Plus, pupuk kandang sapi,
pupuk Urea, pupuk KCl, pupuk ZA, mulsa hitam perak, mulsa jerami padi,
herbisida Goal 240 EC berbahan aktif oxyfluorfen 240 g/l, insektisida berbahan
aktif Profenofos merek dagang Curacron 50 SC. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktor Tunggal dengan faktor perlakuan
pengendalian gulma, yang terdiri dari 6 perlakuan yang dilakukan pengulangan
sebanyak 4 kali sehingga didapatkan 24 satuan petak percobaan. Adapun perlakuan
yang dilakukan yaitu: P0: tanpa penyiangan gulma; P1: bebas gulma (penyiangan
setiap 3 hari sekali); P2: penyiangan manual 21 hst; P3: herbisida oxyfluorfen
dengan dosis 1,5 l ha-1 + penyiangan manual 21 hst; P4: mulsa hitam perak +
penyiangan manual 21 hst; P5: mulsa jerami padi + penyiangan manual 21 hst.
Adapun variabel pengamatan yang diamati yaitu pengamatan terhadap gulma yang
meliputi analisis vegetasi dan bobot kering gulma, pengamatan pertumbuhan dan
hasil tanaman mentimun terdiri dari panjang tanaman (cm), jumlah daun (helai),
luas daun (cm2), jumlah buah pertanaman (tan-1), panjang buah (cm), diameter buah
(cm), bobot buah per tanaman (g), bobot buah per hektar (ton ha-1), indeks gulma,
efisiensi pengendalian gulma dan analisis usahatani. Data yang diperoleh
selanjutnya diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5%. Jika
hasil yang didapatkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) pada taraf 5 %