Mekanisme alelopati yang dimiliki oleh suatu tumbuhan donor diketahui
mempengaruhi ekologis dan fisiologis tumbuhan target. Tumbuhan target yang
dimaksud adalah gulma. Keberadaan populasi gulma yang melebihi ambang
batas dapat menurunkan hasil budidaya tanaman. Jerami padi yang melimpah
mengandung beberapa alelokimia diantaranya asam fenolat (fenol), momilakton,
indol, steroid dsb. (Khanh et al., 2007). Ekstrak jerami menghambat pertumbuhan
gulma Echinochloa crusgalli (Anuar et al., 2015). Sehingga, ekstrak jerami padi
diuji coba pada dua jenis gulma dominan yang ada di pertanaman kedelai. dua
jenis gulma tersebut adalah Amaranthus spinosus dan Eleusine indica. ekstrak
jerami diharapkan dapat menghambat pertumbuhan gulma tetapi tidak
mengganggu pertumbuhan kedelai. selain itu, ekstrak jerami padi diharapkan
menjadi sumber bioherbisida yang dapat mengurangi pemakaian herbisida kimia
berlebihan.
Penelitian dilakukan di rumah plastik yang terletak di Kelurahan, Mulyorejo,
Kecamatan Sukun, Kota Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga
Oktober 2022. Rancangan Petak Terpisah (RPT) dengan dua faktor diulang
sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah jenis tanaman (T) yang terdiri dari T1:
Amaranthus spinosus, T2: Eleusine indica dan T3: kedelai. Faktor kedua adalah
tingkat konsentrasi jerami padi (K) yang terdiri dari K1: 0% (kontrol), K2: 25%,
K3: 50%, K4: 75% dan K5: 100%. Setiap perlakuan terdiri dari 20 polibag (2
polibag untuk pengamatan non destruktif, 12 polibag (masing-masing 3 polibag
untuk pengamatan destruktif). Pada kedelai terdapat 3 polibag untuk panen.
Setiap polibag berisi 2 gulma atau 2 tanaman. Variabel yang diamati meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, indeks klorofil, bobot segar tanaman,
bobot kering tanaman, waktu muncul bunga, jumlah polong total, jumlah polong
isi, bobot segar polong + biji dan berat kering polong + biji. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan uji regresi pada setiap jenis tumbuhan dan pada
setiap hari pengamatan. Maka dari pengujian ini diperoleh model regresi dan
koefisien regresi (koefisien determinasi).
Setiap konsentrasi ekstrak jerami padi berpengaruh nyata terhadap variabel
pertumbuhan gulma, kedelai dan hasil dari kedelai. Hal itu ditunjukkan dari nilai
koefisien regresi diatas 0,5 serta F hitung > F significance. Jumlah daun dan luas
daun kedelai yang diaplikasikan konsentrasi 100% menunjukkan kenaikan
pertumbuhan yang terendah (penghambatan tertinggi) di semua spesies
tumbuhan yaitu di 35 HSA hingga 49 HSA. Bobot segar gulma dan kedelai yang
diaplikasikan konsentrasi ini juga menunjukkan kenaikan pertumbuhan terendah
pada 35 HSA ke 49 HSA. Namun, pada variabel indeks klorofil dan bobot kering
gulma dan kedelai justru menunjukkan kenaikan pertumbuhan terendah di 7 HSA
ke 21 HSA. sementara itu, bobot segar biji + polong kedelai dihambat lebih tinggi
yaitu 4,61% saat diaplikasikan 100% ekstrak jerami padi. Selain itu, 100%
ekstrak jerami padi menghambat bobot kering biji + polong kedelai lebih tinggi
dari perlakuan lainnya yaitu 21,67%