Isolasi Dan Identifikasi Fraksi Aktif Antelmintik Dari Rimpang Zingiber Purpureum Roxb

Abstract

Telah dilakukan isolasi, identifikasi dan uji daya antelmintik terhadap fraksi aktif antelmintik dari rim- pang Zingiber purpureum Roxb, balk secara in vitro dengan cara rendaman maupun in viva dengan cara Penurun¬an Jumlah Telur dan Uji Terkontrol. Digunakan cacing Ascaridia galli Schrank sebagai parasit dan ayam Denis pedaging AS 101 sebagai binatang laboratorium. Penelitian ins dilakukan dengan tujuan mengetahu1 golongan senyawa aktif antelmintik dan daya antelmintik bersangkutan, sebagai dasar pengembangan antelmintika bahan slam nabati. Dan hash penapisan fitokimia rimpang, ditemukan antara lain minyak atsiri, kurkuminoid dan flavonoid. Dari hasil uji daya antelmintik in vitro perasan rimpang, ekstrak PE dan Me0H, minyak atsiri dan residu menunjukkan bahwa minyak atsiri mempunyai daya mematikan yang kuat terhadap Ascaridfa galli yang digunakan seba¬gai racing percobaan. Potensi relatif terhadap piperasin sitrat dari pe¬rasan rimpang, ekstrak PE,ekstrak Me0H, mi nyak atsiri dan residu berturut-turut adalah 6,40% 0,53, 176,84% 38,24,75, 93% 19,20, 201,14% 51,23 dan 84,487 7,61. Minyak atsiri yang diperoleh dengan cara destilasi ekstrak PE, merupakan minyak jernih kekuningan. Warna, bau dan beberapa tetapan alami minyak hasil pemisahan sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya (Cassey,et a?, 1972; Lawrence, et al, 1970). Pemisahan komponen minyak atsiri dengan cara KGC, menggunakan kolom kapi1er FFAP 85m x 0,5mm„menghasilkan lebih kurang 42 komponen, diantaranya sabinen 21.6%, terpinen-4-01 37,7%, seskuifelandren 6,7%, trans-1(3,4- dimetoksifenil)but-1-en 7,59% dan trans-1(3,4-dimetok-sifenil)but-1,3-dien 15,1%. Analisis komponen minyak dengan cara KGC pada mi¬nyak hasil pemisahan ditemukan be berapa komponen yang belum ditemukan peneliti sebelumnya (Cassey,et a7,1972 dan Lawrence, et a7,1970), diantaranya zingiberen, beta¬bisabolen, seskui-felandren dan 3, 4 -dimetoksi-benzal¬dehida. Prafraksinasi minyak atsiri cara destilasi fraksi pada suhu 650-75°C (35 mm Hg) menghasilkan Fraksi sabi¬nen dan residu. Prafraksinasi ulang Fraksi sabinen pada suhu 350-45°C (10 mm Hg) menghasilkan Fraksi sabinen de¬ngan kadar sabinen 84,11%. Dari prafraksinasi residu pada suhu 62,50-70°C (10 mm Hg) dihasilkan Fraksi terpinen- 4-01, yang dengan fraksinasi kolom selanjutnya menghasilkan Fraksi terpi- nen-4-ol dengan kadar terpinen-4-01 92,23%. Fraksinasikolom dilakukan dengan silikagel 60 netral (70-230 ASTM) Danjang 1500 mm dan d. d. 20 mm sebagai fasa di am, dan heksana, heksana:dietil-eter (1:1) dan dietil-eter Per-turut-turut sebagai eluen

    Similar works